PM Spanyol Minta Israel Dilarang Ikut Ajang Olahraga, Menlu Israel Balas Sebut Antisemit dan Pembohong

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 16 September 2025 | 06:39 WIB
ISRAEL
ISRAEL

SinPo.id -  Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez menyerukan agar Israel dilarang berpartisipasi dalam ajang olahraga internasional, menyusul kericuhan yang mewarnai final balap sepeda Vuelta a España di Madrid, Minggu 14 September 2025.

Dalam pidatonya di hadapan Partai Sosialis, Sánchez menilai Israel tidak pantas tetap berlaga di event olahraga dunia karena operasi militernya di Gaza. Ia membandingkan dengan Rusia yang dikeluarkan dari sejumlah kompetisi pasca-invasi Ukraina.

“Kenapa Rusia dikeluarkan, tapi Israel tidak, padahal sama-sama melakukan invasi?” kata Sánchez.

Pernyataan tersebut langsung memicu reaksi keras dari Israel. Menlu Israel Gideon Saar lewat unggahan di X menyebut Sánchez sebagai “antisemit dan pembohong.” Saar menegaskan justru Hamas yang lebih dulu menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera ratusan lainnya.

Ketegangan antara Madrid dan Tel Aviv meningkat sejak tim Israel Premier Tech ikut dalam Vuelta. Sejumlah aksi pro-Palestina berulang kali menghentikan jalannya lomba, termasuk di etape terakhir yang sempat ricuh hingga 22 orang terluka ringan dan 2 orang ditangkap.

Meski tim Israel itu sempat menanggalkan nama dari seragamnya, mereka tetap berlaga hingga garis akhir. Namun podium resmi batal digelar karena gangguan massa. Rider Denmark Jonas Vingegaard akhirnya dinyatakan juara lewat seremoni internal tim.

Kontroversi ini juga menuai sorotan internasional. Uni Sepeda Internasional (UCI) mengecam keras politisasi olahraga dan menyindir sikap pemerintah Spanyol yang dianggap bertentangan dengan nilai Olimpiade. Wali Kota Madrid dari kubu konservatif bahkan menyebut insiden ini sebagai “hari kelam bagi ibu kota.”

Sementara itu, gelombang kecaman terhadap Israel makin luas. Pada hari yang sama, KTT Darurat Arab-Islam di Dohamengutuk serangan Israel ke Qatar yang menargetkan negosiator Hamas. Sejumlah pemimpin negara, termasuk dari Turki, Mesir, Yordania, Iran, Pakistan, hingga Malaysia, mendesak langkah tegas memutus hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Tel Aviv.

Situasi ini kian menegaskan isolasi internasional terhadap Israel, dengan Spanyol berada di garis depan kritik Eropa atas tingginya korban sipil di Gaza.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI