MAGA Kritik Emmys karena Tak Singgung Charlie Kirk yang Tewas Ditembak di Utah

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 16 September 2025 | 05:31 WIB
Aktivis sayap kanan sekaligus loyalis Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Charlie Kirk. (SinPo.id/Reuters)
Aktivis sayap kanan sekaligus loyalis Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Charlie Kirk. (SinPo.id/Reuters)

SinPo.id -  Gelombang kritik datang dari kubu MAGA terhadap ajang Emmy Awards 2025 usai acara tersebut dinilai mengabaikan kematian Charlie Kirk, pendiri Turning Point USA sekaligus podcaster konservatif yang ditembak mati pekan lalu saat acara di sebuah universitas di Utah.

Senator Ted Cruz (R-TX) menjadi salah satu yang paling vokal. Melalui akun media sosialnya, ia menyebut Hollywood munafik karena tidak satu pun penerima penghargaan menyebut nama Kirk.

“Hollywood mengklaim mendukung kebebasan berbicara. Namun tak ada SATU pun dari mereka yang bisa mengucapkan sepatah kata pun tentang @charliekirk11 yang dibunuh karena ucapannya,” tulis Cruz, seperti dikutip Politico, Senin 15 September 2025.

Kritik juga mengarah ke Hannah Einbinder, pemenang Emmy untuk kategori Outstanding Supporting Actress in a Comedy Series, yang dalam pidatonya justru menyerukan “F--- ICE and Free Palestine!” alih-alih menyinggung tewasnya Kirk.

Ketiadaan penyebutan nama Kirk membuat sejumlah akun konservatif di media sosial ikut menuding Hollywood “kejam” dan “hanya mementingkan politik kiri”.

“Emmys sama sekali tidak menyebut Charlie Kirk yang dibunuh… Inilah wajah kiri Hollywood,” tulis seorang pengguna X dengan lebih dari 36 ribu pengikut.

Komentar senada datang dari jaringan radio konservatif Salem Radio yang menyebut sikap Hollywood sebagai hal “menghina” terhadap figur media yang baru saja tewas.

“Charlie Kirk kehilangan nyawanya karena debat terbuka yang bisa disaksikan semua orang. Sementara para komedian Hollywood dibayar jutaan untuk melontarkan lelucon partisan,” tulis akun afiliasi Salem Radio di X.

Kirk, 31 tahun, dikenal sebagai sosok konservatif pro-Trump yang mendirikan Turning Point USA dan kerap bersuara keras soal kebebasan berpendapat serta hak kepemilikan senjata. Ia ditembak mati pekan lalu saat sesi tanya jawab di Utah Valley University.

Sementara itu, Presiden Donald Trump dalam konferensi pers singkat mengaku berduka atas tewasnya Kirk, meski kembali menarik perhatian dengan pernyataannya yang justru menyinggung pembangunan ballroom baru di Gedung Putih.

Kontroversi seputar Charlie Kirk diperkirakan masih akan berlanjut, mengingat perdebatan publik di AS kini terbelah antara mereka yang menganggapnya sebagai martir kebebasan berbicara dan mereka yang menilai warisan politiknya sarat dengan ujaran kebencian.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI