PM Qatar Desak Dunia Hukum Israel: Stop Standar Ganda atas Kejahatan ke Palestina

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 15 September 2025 | 02:55 WIB
Presiden Prabowo bertemu Emir Qatar yang Mulia Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di Istana Lusail Doha Qatar (Ashar/Foto: BiroSetpres/SinPo.id)
Presiden Prabowo bertemu Emir Qatar yang Mulia Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di Istana Lusail Doha Qatar (Ashar/Foto: BiroSetpres/SinPo.id)

SinPo.id -  Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mendesak masyarakat internasional untuk segera menghentikan penggunaan standar ganda dalam menyikapi konflik Palestina. Ia menegaskan Israel harus dihukum berat atas berbagai kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.

Dilansir AFP, Senin 15 September 2025, pernyataan itu disampaikan Al Thani saat berbicara dalam pertemuan persiapan menjelang KTT darurat para pemimpin Arab dan Islam yang digelar di Qatar. Pertemuan ini berlangsung setelah Israel melancarkan serangan udara ke Qatar.

“Waktunya telah tiba bagi masyarakat internasional untuk berhenti menggunakan standar ganda dan menghukum Israel atas semua kejahatan yang telah dilakukannya. Israel perlu tahu bahwa perang pemusnahan yang sedang berlangsung terhadap saudara-saudara kita Palestina, yang bertujuan mengusir mereka dari tanah mereka, tidak akan berhasil,” kata Al Thani.

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, pertemuan darurat tersebut akan membahas rancangan resolusi mengenai serangan Israel ke Qatar. Sejumlah pemimpin dunia Arab dan Islam dijadwalkan hadir, termasuk Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, dan Presiden Palestina Mahmud Abbas yang telah tiba di Doha pada Minggu 14 September 2025

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga diperkirakan hadir, sementara kehadiran Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman masih belum dipastikan. Meski demikian, MBS sebelumnya telah mengunjungi Qatar pekan lalu sebagai bentuk solidaritas kawasan.

Pertemuan darurat ini menjadi sorotan internasional karena dianggap sebagai langkah politik penting dalam menyatukan suara dunia Arab dan Islam terhadap serangan Israel serta menekan komunitas global untuk mengambil sikap tegas.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI