Megawati: Demokrasi Jangan Sampai Merusak ke Dalam

Laporan: Lilis
Rabu, 28 Oktober 2020 | 18:47 WIB
Megawati (Dok. PDIP)
Megawati (Dok. PDIP)

sinpo - Presiden RI Kelima yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberikan refleksi atas perayaan ke 92 tahun Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober. Megawati mengatakan bernyanyi pasti lebih baik dibanding menyebarkan kebencian, dengan makna bahwa berpolitik itu tak boleh melakukan sesuatu yang justru merusak diri sendiri.

Megawati mengaku dirinya melihat adanya kecenderungan ajang pemilihan presiden (Pilpres) yang sebenarnya sudah top karena rakyat memiliki hak memilih langsung pemimpinnya, menjadi ajang untuk dongkel mendongkel. Hal seperti ini membuat banyak yang bertanya soal tata aturan kenegaraan.

"Kalau ada yang mau merusak namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia, betul saya tidak bohong. Coba saja. Saya ini udah nahan sabar kan. Ibu di bully, ya udah biarin aja dah orang juga punya mulut, gitu pikiran saya. Sekarang kamu bayangkan kalau keluargamu, anak-anakmu dibuat seperti itu. Kalau tidak ada rasa sakit hati, itu bohong," ujar Megawati di hadapan kader partai dan wartawan yang hadir secara virtual.

"Itu demokrasi jangan sampai merusak ke dalam," tegas Megawati.

Megawati bicara dalam peresmian 13 kantor, 1 patung Soekarno dan 1 sekolah partai yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda pada Rabu (28/10/2020). 

Padahal, lanjut Megawati, berpolitik yang murni justru membuka peluang untuk membangun bangsa dan negara, serta benar-benar berguna buat masyarakat. Sebagai contoh. kantor baru partainya yang diresmikan, bukan sekedar menjadi perangkat administrasi, namun juga rumah rakyat. Maka kalau rakyat datang untuk bertanya, maka di situ kader partai bisa menjawab. 

"Kalau rakyat datang, jangan dong diusir. Sekarang ini KDRT, anak stunting, nggak bisa bantu lho. Segala ini ada di dalam politik lho," imbuhnya.

"Di struktur partai itu sudah ada pembagian bidang, kerjakan dong bidang-bidang itu. Berkegiatan, datang, buat tarian, buat koor, itu kebudayaan. Buat puisi. Karena apa? Kantor Partai itu rumah rakyat. Tadi kan sudah dibilang yang Yogyakarta, ada gamelan, ada tarian, ada nyanyi. 'Lebih enak menyanyi lho daripada kita menyebarkan kebencian'," tutur Megawati. 

"Untuk apa ya menyebarkan kebencian ya? Yang rugi rakyat juga kok. Masa mau dibohongi terus itu rakyat? Itu untuk siapa? Kan hanya untuk kesombongan dan ego daripada orang ini. Kita hidup baik-baik saja lah. Saya ajarkan kepada anak cucu saya, yang namanya dunia ini dibuat oleh Allah SWT dengan segala makhluk, jadi ya bukan manusia saja. Ya ada binatang, ya tanaman, dan lain sebagainya. Sekarang yang merusak siapa? Manusianya. Manusia lho." urai putri Bung Karno dengan Ibu Fatmawati tersebut.

Menurutnya, manusia diciptakan secara mulia seturut dengan citra Allah yang Maha Mulia. Maka manusia tidak seperti binatang lainnya.

"Kita sendiri berpikir, tapi kita juga diberi nurani. Kehidupan ini, pikiran dan nurani, itu harus satu. Masa mulut kita yang bagus disuruh berbohong? Berbohong itu kan berarti tidak memperlihatkan kebenaran," katanya. 

Megawati lalu menyinggung sedikit soal konflik fisik di Timur Tengah di antara masyarakat serumpun dan mayoritas satu agama. Dirinya pun sempat bertanya kepada Raja Saudi Arabia secara langsung mengenai hal tersebut. Dan sang raja menjawab kepada Megawati, bahwa masalahnya bukan agamanya, namun hati orang-orang Timur Tengah sendiri. Dan itu berarti bahwa nurani dan pikiran untuk kedamaian harus dihidupkan.

"Coba saja kalian pikir kalau di keluarga berantem, mestinya rezeki masuk lebih banyak, malah nggak masuk lebih banyak. Si istrinya ngamuk, suami ngamuk," kata Megawati.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI