Lamhot Sinaga: Bonus Demografi Indonesia Harus Dikelola dengan Tepat
SinPo.id - Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Lamhot Sinaga mengingatkan agar negara mengelola bonus demografi Indonesia dengan tepat. Pengelolaan yang baik diyakini bisa menjadi pendorong kemajuan bangsa.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu menyatakan peran generasi muda serta kontribusi strategis dari berbagai elemen masyarakat merupakan upaya penting untuk menghadapi kondisi ekonomi yang sangat dinamis dan penuh fluktuasi.
"Indonesia masih mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12 persen. Ini pencapaian yang patut diapresiasi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo," kata Lamhot dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, 6 September 2025.
Legislator dari Fraksi Partai Golkar ini menjelaskan data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa kinerja ekonomi Indonesia relatif stabil dibandingkan sejumlah negara mitra dagang utama. Pada kuartal terakhir, kontribusi terbesar datang dari sektor industri pengolahan/manufaktur, pertanian, konstruksi, serta sektor informasi dan komunikasi.
"Pertumbuhan ini tidak semata digerakkan oleh pengadaan barang dan jasa pemerintah, tetapi juga karena sektor riil bergerak tumbuh sehat. Industri manufaktur, yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, menjadi motor utama yang menopang ketahanan ekonomi kita," katanya.
Menurut dia, Indonesia saat ini berada pada fase bonus demografi karena 70 persen populasi tergolong usia produktif, yakni 15–64 tahun. Diperkirakan kondisi ini akan mencapai puncaknya pada 2030-2040.
Karena itu, dia menegaskan bahwa peluang tersebut tidak datang dua kali. Jika peluang itu tidak dikelola dengan strategi yang matang, maka bisa berubah menjadi beban.
"Kuncinya ada pada penyediaan lapangan kerja berkualitas, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan investasi pada pendidikan serta kesehatan generasi muda," katanya.
Dia menilai arah kebijakan ekonomi Indonesia sudah berada di jalur yang tepat, namun perlu konsistensi. Karena itu harus fokus pada hilirisasi industri, peningkatan daya saing ekspor, dan penguatan ketahanan energi harus terus dikawal.
"Dengan begitu, bonus demografi benar-benar akan menjadi modal pembangunan menuju Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia di 2045," katanya.

