Pimpinan MPR: Demonstrasi Tak Boleh Lagi Anarkis, Masyarakat yang Dirugikan

Laporan: Firdausi
Jumat, 05 September 2025 | 14:34 WIB
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi (SinPo.id/Dok.PMJ)
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi (SinPo.id/Dok.PMJ)

SinPo.id - Polda Metro Jaya menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri aliran dana yang diduga digunakan dalam aksi kericuhan di Jakarta sekaligus mencari aktor intelektual di balik aksi tersebut.

"Sudah kami (libatkan PPATK) menelusuri apakah ada aliran-aliran dana tertentu kepada kelompok ini atau mereka lebih bersifat kolektif," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, Jumat, 5 September 2024.

Ade menjelasan, para perusuh aksi ricuh di Jakarta terbagi beberapa klaster, pertama masuk dalam klaster penghasut di media sosial yang bertugas menyebarkan flyer bersifat ajakan provokatif.

"Klaster ini menyebarkan ajakan anarkis melalui media sosial dan flyer dengan menargetkan pelajar dan anak-anak untuk turun ke jalan, bahkan memanfaatkan influencer," ucapnya. 

Klaster ini juga, kata dia, menyebarkan cara membuat bom molotov di media sosial, sehingga diikuti oleh para pelajar yang bergabung dalam aksi ricuh tersebut.

"Mereka menyebarkan cara membuat bom molotov dan menyebarkan atau menyampaikan di grup dan mengirimkan bom molotov ke lokasi yang sudah mereka tentukan," terangnya. 

Klaster lainnya, lanjut Ade, yaitu yang bertugas membakar motor, merusak mobil anggota, menghancurkan Mapolsek Cipayung dan Matraman serta Polres Jakarta Timur. Mereka juga merusak separator busway, melempari pengguna jalan, dan jalan tol.

"Para pelaku juga membakar gerbang tol, melawan dan melukai petugas, serta melakukan pencurian dan ini terjadi dari tanggal 25 hingga 31 Agustus," terangnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI