Redam Harga, Pemerintah Percepat Penyaluran Beras SPHP untuk 214 Daerah
SinPo.id - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, pemerintah mempercepat penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke 214 kabupaten/kota yang harga komoditas, tercatat melampaui harga eceran tertinggi (HET). Percepatan penyaluran ini penting untuk menekan kenaikan harga sekaligus menjaga stabilitas pasokan beras di masyarakat.
"Pemerintah bakal lebih aktif mengintervensi pasar untuk menekan kenaikan harga. Instrumen utamanya adalah penyaluran beras SPHP dan bantuan pangan beras 10 kilogram," kata Tito dalam keterangannya, Rabu, 4 September 2025.
Menurut Tito, langkah strategis ini menjadi instrumen utama mengendalikan harga beras. Terlebih, kebijakan ini sangat efektif meredam gejolak harga di daerah.
Buktinya, Kemendagri mencatat adanya peningkatan jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras.
"Kebijakan ini telah mulai menunjukkan hasil positif, baik dalam menjaga ketersediaan beras maupun menahan laju inflasi," ujarnya.
Sementara itu, pengamat pertanian Bustanul Arifin, menyarankan agar pemerintah menyalurkan beras dalam jumlah signifikan guna menekan harga di 214 daerah tersebut.
Menurut dia, penyaluran beras SPHP akan efektif jika dilakukan dalam skala besar.
"Rata-rata penyaluran SPHP harus di atas 500.000 ton per bulan untuk seluruh Indonesia," ujar Bustanul.
Sedangkan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Askur Rahman menilai, percepatan penyaluran beras SPHP ke pasar serta penyaluran bantuan beras 10 kg bagi masyarakat, merupakan langkah mendesak untuk mengembalikan harga beras di bawah HET.
Sebab, beras merupakan komoditas pangan pokok utama yang sangat berpengaruh terhadap inflasi, daya beli, hingga stabilitas sosial-politik.
"Negara berkepentingan menjaga harga beras tetap stabil dan terjangkau," ujarnya.
Namun, Askur mengingatkan kalau kebijakan percepatan penyaluran beras SPHP hanya efektif dalam jangka pendek karena sifatnya menambah suplai.
"Untuk jangka panjang, stabilitas harga tetap bergantung pada produktivitas pertanian nasional, kelancaran distribusi, serta efisiensi rantai pasok," kata Askur.
