Trump Kecewa Berat pada Putin, Serukan Tindakan Nyata untuk Hentikan Perang

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 04 September 2025 | 07:13 WIB
Presiden AS Donald Trump (SinPo.id/Yahoo)
Presiden AS Donald Trump (SinPo.id/Yahoo)

SinPo.id -  Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kekecewaannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, menyusul tidak adanya hasil konkret dari pertemuan bilateral mereka di Alaska. Pernyataan itu disampaikan Trump dalam wawancara radio dengan Scott Jennings, di tengah eskalasi serangan Rusia ke Ukraina.

“Saya sangat kecewa pada Presiden Putin,” kata Trump. “Ini bukan soal Ukraina, ini soal membantu orang untuk tetap hidup. Ada 7.000 orang tewas setiap minggu — sebagian besar tentara. Jika saya bisa membantu menghentikannya, saya merasa punya kewajiban untuk melakukannya.”

Kekecewaan Trump muncul setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent sehari sebelumnya menyebut Putin telah “secara keji” meningkatkan kampanye pengeboman terhadap kota-kota Ukraina, termasuk Kyiv. Serangan besar-besaran Rusia pada 28 Agustus menewaskan sedikitnya 25 orang, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dalam konferensi pers di Oval Office, Trump menambahkan bahwa ia telah “mempelajari hal-hal yang sangat menarik” terkait Putin, dan menyebut publik akan segera mengetahui perkembangannya dalam beberapa hari ke depan.

Trump sebelumnya berharap pertemuan di Alaska dapat membuka jalan bagi dialog langsung antara Zelensky dan Putin. Namun, Kremlin menolak kemungkinan pertemuan tersebut. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bahkan menyebut dokumen perdamaian yang ditandatangani Zelensky tidak sah, memperkuat narasi propaganda Kremlin.

Sumber dari Kantor Presiden Ukraina menyebut pertemuan tatap muka antara kedua pemimpin tidak akan terjadi kecuali AS meningkatkan tekanan terhadap Moskow. Trump sendiri mengakui bahwa Putin “tidak menyukai” Zelensky, sementara Kanselir Jerman Friedrich Merz telah menyatakan pertemuan itu “jelas tidak akan terjadi.”

Pemerintah AS kini mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap Rusia. Trump sebelumnya telah menetapkan tenggat waktu untuk mengakhiri perang, termasuk ancaman sanksi sekunder, namun belum ada yang terealisasi.

Dalam pidato malamnya, Zelensky kembali menyerukan tekanan ekonomi yang lebih kuat terhadap Moskow. “Rusia hanya mendengar kekuatan. Sanksi tambahan yang benar-benar berdampak sangat dibutuhkan,” tegasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI