Mensos Haramkan Bullying di Sekolah Rakyat: Jangan Anggap Enteng!
SinPo.id - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memberikan arahan kepada para tenaga kependidikan (Tendik) Sekolah Rakyat yang terdiri dari kepala sekolah, wali asrama, dan wali asuh dari seluruh Indonesia.
Gus Ipul menekankan tiga hal yang tidak boleh terjadi dalam dunia pendidikan, yang ia sebut sebagai "tiga dosa besar pendidikan".
"Saya titip betul kepada seluruh kepala sekolah, wali asrama, dan wali asuh. Pertama, tidak boleh ada perundungan atau bullying dari siapapun kepada siapapun. Kedua, tidak boleh ada kekerasan fisik maupun kekerasan seksual. Ketiga, tidak boleh ada intoleransi. Kalau ada tanda-tanda, segera laporkan, segera tindaklanjuti, segera kita cari solusinya jangan dianggap enteng," kata Gus Ipul dalam keterangannya, Rabu, 3 September 2025.
Gus Ipul mengingatkan tenaga kependidikan untuk menjalankan perannya dengan penuh empati, kesabaran, dan keteladanan. Sebab, Sekolah Rakyat yang saat ini berjalan masih dalam tahap rintisan, sehingga pasti muncul banyak masalah.
"Saya ingin bapak ibu semua bekerja dengan hati, menguatkan tekad, meningkatkan kemampuan, dan yang paling penting adalah sabar. Karena ini masih rintisan, banyak masalah. Mari masalah-masalah ini kita selesaikan dengan kesabaran, dengan kolaborasi, koordinasi, disiplin, dan musyawarah," ujarnya.
Gus Ipul juga menyampaikan bahwa semua masukan sudah dicatat dan segera dipenuhi secara bertahap. Seperti keluhan di SRMP 28 Pasuruan, di mana jumlah wali asuhnya masih terbatas, sementara siswanya mencapai 50 orang.
"Segala kekurangan SDM, sarana prasarana, akan kita penuhi secara bertahap. Mohon bersabar. Saya terutama sebagai penanggung jawab operasional Sekolah Rakyat berjuang sekuat tenaga, juga agar hak-hak bapak ibu semua bisa dipenuhi. Jam kerja pun sedang kita atur supaya lebih baik. Jangan khawatir, gaji dan tunjangan pun pasti diterima sesuai ketentuan," katanya.
Lebih lanjut, Gus Ipul mengingatkan bahwa wali asrama dan wali asuh bukan sekadar pengawas, tetapi pengganti figur keluarga di sekolah. Dan, Sekolah Rakyat adalah rumah kedua bagi para siswa.
Para tenaga kependidikan jangan sampai membiarkan anak-anak merasa sendiri. Mereka harus merasa dicintai dan diperhatikan, bukan sekadar ditampung.
"Wali asuh dan wali asrama harus hadir dengan cinta, keteladanan, dan kesabaran," tukasnya.

