PISPI Kecam Penangkapan Presiden BEM FP UNRI di Bandara
SinPo.id - Perhimpunan Insinyur dan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) mengutuk keras tindakan aparat Polda Metro Jaya yang secara sewenang-wenang menangkap Presiden BEM Fakultas Pertanian UNRI Khariq Anhar di Bandara Soekarno-Hatta.
Khariq sebelumnya baru selesai menghadiri Musyawarah Nasional Ikatan Badan Eksekutif Mahasiswa Pertanian Indonesia (IBEMPI) di Kampus Universitas Padjajaran Bandung.
IBEMPI yang sebelumnya dikenal sebagai Ikatan Senat Mahasiwa Pertanian Indonesia (ISMPI) merupakan Ikatan Organisasi Mahasiswa Sejenis (IOMS) yang menjadi wadah berhimpun seluruh organisasi tingkat fakultas pertanian se-Indonesia.
"Adik-adik mahasiswa yang tergabung didalamnya adalah aktivis-aktivis yang yang memiliki idealisme, intelektualitas, kepedulian dan tanggung jawab sosial yang senantiasa menjaga marwah pergerakan mahasiswa sebagai agen pembaharu, agen perubahan, dan agen kontrol sosial," kata Sekjen PISPI Kamhar Lakumani dalam keterangannya, Jakarta, Sabtu, 30 Agustus 2025.
Bagi Kamhar, Khariq merupakan pemimpin-pemimpin di dunia kemahasiswaan yang menjadi salah satu sarana sumber penyemaian kepemimpinan bangsa. Dia bahkan menilai penangkapan itu justru berpotensi memicu sentimen publik setelah pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, meninggal dunia karena terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob.
"Dilakukannya cara-cara seperti ini, menjadi beralasan jika kemudian ada pihak-pihak yang berpandangan bahwa, ada indikasi polisi bekerja memperburuk image pemerintahan Presiden Prabowo yang akan dianggap anti kritik dan kontra demokrasi," katanya.
"Padahal tidak demikian, Presiden Prabowo pada berbagai kesempatan menegaskan memberi ruang dan keterbukaan untuk kritik. Beliau adalah pribadi yang demokratis dan menjunjung tinggi kaidah demokrasi," timpalnya.
Oleh karena itu, dia mendesak Polda Metro Jaya segera membebaskan Khariq serta mahasiswa-mahasiswa lainnya yang ditangkap pada saat melakukan aksi demonstrasi. Dia menaruh harapan agar polisi menjadi institusi yang profesional yang mengayomi rakyat, loyalitasnya pada bangsa dan negara.
"Tidak memiliki tendensi politik atau ‘bermain politik’ sebagaimana selama ini publik menyebutnya sebagai 'parcok'," tegasnya.

