Ratusan Seniman Ramaikan Kembul Topeng di Padepokan Mangun Dharmo
SinPo.id - Perhelatan Kembul Topeng #3 yang digelar di Padepokan Seni Mangun Dharmo, Tumpang, Kabupaten Malang, berlangsung meriah dengan berbagai rangkaian acara seni dan budaya.
Event yang sekaligus menandai ulang tahun Padepokan Seni Mangun Dharmo ke-36 ini menegaskan kembali komitmen para pelaku seni dalam melestarikan serta mengembangkan tradisi topeng di Nusantara.
Belum lama ini, digelar uji pembawaan tari Topeng, pendadaran seni karawitan, pesindenan, dan pedalangan. Dalam kesempatan ini, sebanyak 12 cantrik menampilkan tari Topeng Kudonorowarso, 20 cantrik tari Topeng Udopati, dan 12 cantrik tari Topeng Panji. Sementara, 12 cantrik tampil dalam uji pedalangan, 10 cantrik dalam pesindenan, dan 4 cantrik dalam seni karawitan.
Ketua pelaksana Kembul Topeng #3, Dr. Tri Wahyuningtyas mengatakan, semua sanggar memiliki agenda uji pementasan. Karena itu, perlu untuk menguji mental anak-anak di panggung.
"Sejauhmana mereka menguasai pembelajaran tari dari aspek wiraga, wirama dan wirasa," kata Dr. Tri Wahyuningtyas di Tumpang, Malang, Jumat, 29 Agustus 2025.
Dr. Tri yang juga pengajar di Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik Universitas Negeri Malang (PSTM UM) menegaskan, perhelatan Kembul Topeng #3 bukan sekadar ajang unjuk karya, melainkan juga perayaan bersama yang menghadirkan ruang diskusi, kolaborasi, dan regenerasi.
Kreator tari dari Malang Dance, Winarto Ekram berpandangan, Kembul Topeng ini merupakan ruang ekspresi para pelaku seni topeng.
"Dari topeng ritual hingga topeng hiburan, dari topeng Panji hingga topeng-topeng lainnya untuk mempertegas bahwa warisan budaya tak benda Indonesia dari kesenian topeng sangat banyak dan beragam," imbuh Winarto Ekram.
Pimpinan Padepokan Seni Mangun Dharmo, Ki Soleh Adi Pramono menegaskan pentingnya merawat kesinambungan seni topeng melalui ruang bersama seperti Kembul Topeng.
Dikatakan Ki Soleh, topeng bukan hanya warisan leluhur, tetapi juga cermin kebudayaan kita hari ini. Dengan Kembul Topeng, kami ingin mengikat generasi lama dan baru dalam satu semangat untuk merawat dan menghidupkan kembali seni tradisi.
"Keragaman latar belakang peserta – dari sanggar tradisional hingga perguruan tinggi seni – memperkaya wacana topeng dengan perspektif berbeda, mulai dari bentuk-bentuk klasik hingga eksperimen kontemporer," katanya.
Kembul Topeng #3 tahun ini, diikuti oleh institusi pendidikan seni terkemuka, seperti ISI Surakarta, ISI Denpasar, ISI Yogyakarta, ISBI Bandung, STKW Surabaya, UNESA Surabaya, Universitas Negeri Malang, Institut Kesenian Jakarta, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Jakarta, serta SMKI dari berbagai kota.
"Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa seni topeng tidak hanya hidup di desa, tetapi juga tumbuh di ranah akademik seni modern," kata Dr. Tri.
Selain itu, berbagai komunitas, grup, dan sanggar topeng turut memeriahkan event tersebut, diantaranya dari Jakarta, Cirebon, Indramayu, Majalengka, Jogjakarta, Surakarta, Klaten, Jombang, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Denpasar, Singaraja, Buleleng, hingga Pacitan.
Demikian pula berbagao sanggar topeng asal Malang Raya turut memeriahkan acara. Antara lain, Kampung Budaya Polowijen, Sanggar Seni Denandar Batu, Sanggar Tari Topeng Bayu Candra Kirana Senggreng, Topeng Mantraloka Jabung, Topeng Madyo Laras Jatiguwi, Ngesti Pandowo Lowok Permanu, Jambuwer, Pijiombo Gunung Kawi, Sailendra Kranggan, Topeng Jambuwer, Glagah Dowo, hingga Padepokan Topeng Asmorobangun Pakisaji.
Diketahui, rangkaian acara Kembul Topeng #3 meliputi: sarasehan budaya bersama maestro topeng, workshop seni untuk generasi muda, pameran topeng Nusantara, lomba tari dan mewarnai topeng untuk anak-anak, pertunjukan lintas sanggar dan kolaborasi lintas daerah, nyekar dan umbul dongo sebagai penghormatan kepada para sesepuh topeng.
