Investigasi Hinca Pandjaitan Ungkap Ratusan Perizinan Jadi Beban Sektor Migas
SinPo.id - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Hinca Panjaitan menyoroti target produksi minyak nasional sebesar 1 juta barel per hari pada 2029. Regulasi yang terlalu berbelit dinilai menjadi hambatan utama dalam pencapaian target tersebut.
Demikian disampaikan Hinca dalam peluncuran buku karyanya yang berjudul 'Investigasi Belantara Izin di Hulu Migas: Kolaborasi Sebagai Kunci Menuju Swasembada Energi'.
"Kalau saya sih tetap berharap bahwa target 1 juta barel bisa tercapai. Tapi masalahnya bukan di bawah tanah, bukan cadangannya, bukan teknologinya, melainkan di atas tanah: regulasi yang berlapis-lapis," kata Hinca di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, 29 Agustus 2025.
Dia mengungkapkan hasil investigasi yang dilakukannya menemukan adanya ratusan izin yang harus dipenuhi dalam proses pengelolaan migas. Kondisi ini disebutnya sebagai belantara perizinan yang justru menjadi penghambat utama pengembangan sektor migas.
"Kalau mau mentarget 1 juta barel, itu baru bisa terjadi bila belantara perizinan ini dipangkas habis. Cukup 10 atau 11 izin saja, jangan ratusan. Inilah yang menjadi hambatan besar," ucapnya.
Legislator dari Fraksi Partai Demokrat itu menilai penyederhanaan izin migas mutlak dilakukan agar Indonesia mampu mencapai target produksi, sekaligus menarik kembali minat investor untuk menanamkan modal di sektor energi.
Hal ini kata Hinca, sesuai dengan isi bukunya yang meminta Presiden Prabowo Subianto berani mengambil langkah tegas untuk membuka jalan reformasi di sektor energi. Terutama, terkait perizinan migas yang selama ini menjadi hambatan investasi.
"Pesan saya, Pak Prabowo teruslah berjalan di depan, memimpin, dan mendobrak belantara izin yang berbelit-belit. Undang-undang Migas yang sedang dibahas DPR bisa menjadi salah satu solusi. Buku ini adalah dorongan agar Presiden tetap punya spirit memperbaiki tata kelola migas kita," katanya.
