Buka Kongres Biologi, Pramono Tawarkan Jakarta untuk Riset Keanekaragaman Hayati

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 26 Agustus 2025 | 18:52 WIB
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (SinPo.id/Beritajakarta)
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (SinPo.id/Beritajakarta)

SinPo.id - Gubernur DKI, Pramono Anung menyatakan kesiapannya menjadikan Jakarta sebagai laboratorium hidup untuk penelitian biodiversitas. 

Pernyataan ini disampaikan Pramono saat membuka 18th Congress of the Indonesian Biology Society (PBI) dan International Conference on Biodiversity and Future Biology (ICo-BioFUB) 2025 di Universitas Nasional, Jakarta Selatan, Selasa, 26 Agustus 2025.

“Jakarta terbuka untuk dijadikan laboratorium penelitian biodiversitas. Jika ada riset yang bisa dikerjasamakan antara Pemprov DKI dan universitas, kami siap mendukung sepenuhnya,” kata Pramono. 

Adapun konferensi internasional yang dihadiri akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara ini menjadi momentum strategis bagi Jakarta untuk menunjukkan peran aktifnya dalam isu lingkungan global. 

Pramono menegaskan, perhatian terhadap keanekaragaman hayati kini menjadi bagian dari agenda besar transformasi Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan.

“Transformasi lingkungan adalah kunci. Jakarta sedang berproses menuju peringkat 50 besar kota global dari posisi ke-74 saat ini. Untuk itu, isu biodiversitas harus dijawab dengan langkah konkret,” tuturnya. 

Dia juga menyoroti potensi ekosistem unik yang dimiliki Jakarta, seperti Kepulauan Seribu dan kawasan pesisir Pantai Indah Kapuk. Pramono menjelaskan, pihaknya telah melibatkan pelajar dalam kegiatan penanaman mangrove sebagai bagian dari pendidikan lingkungan dan pelestarian habitat.

“Pelibatan generasi muda menjadi penting agar konservasi tidak berhenti pada kebijakan, tetapi hidup dalam kebiasaan masyarakat,”ujar Pramono.

Menurut dia, Jakarta memiliki modal besar untuk terlibat dalam agenda global terkait pelestarian keanekaragaman hayati, karena lebih dari 100 jenis flora dan fauna tercatat di provinsi ini. 

Pramono pun berharap, kerja sama yang lebih erat dengan komunitas akademik dapat melahirkan kebijakan berbasis sains yang berpihak pada keberlanjutan.

“Saya berharap konferensi ini menghasilkan ide dan solusi nyata. Karena keberhasilan menjaga biodiversitas bukan hanya soal lingkungan, tapi juga soal masa depan generasi kita,” tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI