Mentrans: Saya Doakan Personel Tim Ekspedisi Patriot Jadi Peraih Nobel

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 25 Agustus 2025 | 15:57 WIB
Menteri Transmigrasi RI Iftitah Sulaiman (SinPo.id/ Tangkapan layar)
Menteri Transmigrasi RI Iftitah Sulaiman (SinPo.id/ Tangkapan layar)

SinPo.id - Menteri Transmigrasi (Mentrans) Iftitah Sulaiman mencinta-citakan salah satu dari Tim Ekspedisi Patriot mendapatkan penghargaan internasional berupa Nobel dari Indonesia. Sebab, kekayaan alam Indonesia memungkinkan cita-cita tersebut bisa terwujud. 

"Mudah-mudahan saya doakan satu di antara Tim Ekspedisi Patriot yang akan menjadi peraih Nobel ke depan," kata Iftitah dalam Pelepasan Tim Ekspedisi Patriot di Balai Kartini, Jakarta, Senin, 25 Agustus 2025. 

Menurut Iftitah, mimpi untuk meraih Penghargaan Nobel, bukan hal mustahil. Karenanya, Kementrans kini sedang berpikir mencari insentif lebih kepada seluruh generasi muda Indonesia, umumnya warga negara Indonesia, supaya ke depan meraih penghargaan prestisius tersebut. 

Iftitah menerangkan, sudah banyak contoh peraih Nobel yang justru memanfaatkan hal-hal yang ada di tanah Indonesia. 

Seperti Christiaan Eijkman, seorang ilmuwan Belanda peraih Nobel yang menemukan konsep vitamin dan penyebab beri-beri, dan asistennya orang Indonesia hampir mendapatkan penghargaan tersebut jika tidak dibunuh oleh Jepang. 

"Apakah ini sesuatu yang berlebihan? Saya pikir tidak. Karena Profesor Eijkman dari Belanda menemukan vitamin. Konsep vitamin itu dari Profesor Christiaan Eijkman berdasarkan penelitiannya di Indonesia," ujarnya. 

"Bahkan salah satu asistennya, yang kemudian dibunuh oleh Jepang itu seharusnya disinyalir akan menemukan penemuan yang kedua, diprediksi akan menjadi peraih Nobel. Jadi hampir dari Indonesia ini mendapatkan raihan Nobel," sambungnya.

Contoh lainnya tiga ekonom Amerika Serikat (AS), Abhijit Banerjee, Esther Duflo dan Michael Kremer, memenangkan Nobel terkait penelitiannya, gara-gara membahas program SD Inpres di Indonesia. Ketiganya memenangi Nobel karena penelitian mereka terkait kemiskinan global.

"Masalah SD Inpres, itu yang mendapatkan (Nobel) dari luar negeri. Tapi laboratoriumnya justru adanya di Indonesia," kata Iftitah.

Untuk itu, Iftitah berharap ke depan ada orang Indonesia yang meraih Nobel. Utamanya orang-orang yang ada pada Tim Ekspedisi Patriot, yang berisi mahasiswa, dosen dan alumni perguruan tinggi. Mereka akan dikirim untuk melakukan penelitian atau pengabdian ke kawasan transmigrasi, untuk selanjutnya disusun sebagai rekomendasi kebijakan bagi pemerintah. 

"Saya doakan ada satu di antara peserta Tim Ekspedisi Patriot yang akan menjadi peraih Nobel ke depan," ujarnya. 

Adapun, Tim Ekspedisi Patriot ini akan melaksanakan riset di berbagai wilayah transmigrasi dengan misi mengevaluasi kawasan transmigrasi sebagai dasar kebijakan, mengembangkan potensi lokal menjadi komoditas unggulan, memperkuat tata kelola masyarakat serta menghadirkan inovasi serta infrastruktur berkelanjutan.

Terlebih, sejarah bangsa membuktikan tonggak pembangunan sejatinya dimulai dari desa. Korea Selatan, Tiongkok, Jerman, hingga Amerika Serikat, sukses membangun bangsanya dengan strategi penguatan desa, komunitas lokal, dan frontier baru.

Program penelitian yang bakal dilakukan  ini akan berlangsung sekitar empat bulan atau tepat berakhir pada Desember 2025.

"Kalau Indonesia ingin sejajar dengan bangsa besar, kita juga harus berani membangun dari desa, membuka frontier baru, dan menguatkan ekonomi rakyat. Transmigrasi adalah salah satu jalannya, dan Ekspedisi Patriot menjadi jembatan antara dunia kampus dan dunia kebijakan," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI