Legislator DKI Apresiasi Program Pemutihan Ijazah di Jakarta
SinPo.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali meluncurkan program pemutihan ijazah tahap IV untuk tahun 2025.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Komisi E, Muhammad Thamrin, menyambut baik kebijakan tersebut. Dia menyebut, kebijakan ini sebagai langkah nyata dalam memperluas akses pendidikan, terutama bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
"Langkah ini bukan sekadar administratif, tapi menyentuh langsung kebutuhan dasar anak-anak Jakarta untuk menggapai masa depan," kata Thamrin, Jumat, 22 Agustus 2025.
Adapun Pemprov DKI melalui Gubernur Pramono Anung telah menyerahkan bantuan senilai lebih dari Rp7,6 miliar untuk membebaskan ijazah milik 1.897 siswa. Total penerima sepanjang 2025 pun meningkat menjadi 3.212 siswa, dengan akumulasi bantuan mencapai sekitar Rp12 miliar.
Menurut Thamrin, program ini menjawab persoalan mendesak yang kerap dihadapi siswa lulusan SMA atau SMK yang ijazahnya tertahan di sekolah karena belum melunasi tunggakan.
Menurut dia, situasi semacam itu kerap memutus rantai pendidikan atau menghambat peluang kerja.
“Kita tidak bisa bicara soal peningkatan kualitas pendidikan tanpa memastikan akses dasarnya terpenuhi. Ijazah adalah hak siswa, bukan beban,” tuturnya.
Dia pun menegaskan, Komisi E DPRD DKI mendukung penuh program ini dan mendorong agar pelaksanaannya semakin tepat sasaran. Dia juga menekankan pentingnya sinergi antarprogram, seperti KJP dan KJMU, guna memperkuat dampak kebijakan.
"Ke depan, kami ingin agar distribusi bantuan ini tidak hanya lebih cepat, tapi juga berbasis data yang lebih akurat dan terintegrasi lintas program. Itu penting agar tak ada yang tercecer," ujar Thamrin.
Selain program pemutihan ijazah, Thamrin juga menyoroti kegiatan wisata edukasi yang menyasar siswa penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP). Menurutnya, inisiatif ini memperkaya dimensi pendidikan dengan memperkenalkan siswa pada sejarah dan kebudayaan Jakarta.
“Belajar tidak hanya di ruang kelas. Kunjungan ke museum dan perpustakaan bisa membentuk perspektif baru bagi para pelajar tentang kota mereka sendiri,” imbuh dia.
Dia juga menuturkan, beberapa destinasi yang dikunjungi dalam program tersebut antara lain Museum Joang ’45, Museum MH Thamrin, Museum Wayang, serta Perpustakaan HB Jassin.
Thamrin berharap program ini dapat terus berlanjut dengan peningkatan kualitas dan keterlibatan sekolah.
“Pendidikan yang menyentuh ruang hidup anak-anak kita, itu yang harus kita dorong. Dan Jakarta punya ruang itu,” tandasnya.
