Airlangga Sebut 212 Juta Pengguna Internet Jadi Mesin Pertumbuhan Baru Ekonomi
SinPo.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi digital saat ini tidak lagi sebatas pelengkap, melainkan menjadi sumber dan mesin pertumbuhan baru. Karena, sebanyak 212 juta pengguna internet aktif dan 59,3 persen masyarakat, terbiasa membeli produk dan menggunakan layanan secara online.
"Ekonomi internet di Indonesia pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai nilai sekitar US$360 miliar dalam gross merchandise volume," kata Airlangga dalam keterangannya, Jumat, 22 Agustus 2025.
"Terjadi disrupsi digitalisasi di berbagai bidang, misalnya kita lihat tren payment system yang terus naik di bidang digital payment. Cashless society menjadi kenyataan, tapi memang ada disparitas antara kota besar dan kecil, jadi ini yang terus kita monitor. Kita juga akan mendorong capaian negara-negara ASEAN dalam ekonomi digital melalui DEFA
(ASEAN Digital Economiy Framework Agreement)," sambungnya.
Airlangga memastikan, pemerintah juga berkomitmen melanjutkan langkah-langkah strategis menguatkan sumber-sumber ekonomi baru, seperti diversifikasi pasar ekspor dan mitra dagang. Termasuk transformasi digital dan ekonomi kreatif, penguatan hilirisasi industri dan semikonduktor, transisi energi baik dalam ketenagalistrikan, kendaraan listrik, biodiesel dan pengembangan EBT lainnya, serta deregulasi sektoral.
Untuk mewujudkan itu, diperlukan kolaborasi antara Pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan juga media. Kolaborasi lintas sektor itu dan juga inovasi, menjadi kunci utama dalam memajukan dunia usaha dan perekonomian nasional.
Selain itu, pemerintah juga terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif, mendorong belanja Pemerintah yang efektif, mendukung UMKM naik kelas dengan dukungan dari sisi teknologi, serta mendorong regulasi terkait digitalisasi dan kemandirian energi.
Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan bahwa proyeksi pertumbuhan global di tahun ini diperkirakan akan sedikit membaik ke angka 3 persen dan diikuti dengan tingkat inflasi yang cenderung turun, meski masih dibayangi ketidakpastian. Sementara itu, perekonomian Indonesia tetap terjaga optimis dengan realisasi pertumbuhan yang kuat dan relatif lebih tinggi dibandingkan negara lain.
Ia bersyukur, ekonomi Indonesia terus berkinerja baik dengan pertumbuhan 5,12 persen (yoy) di Kuartal II-2025, dan didukung oleh inflasi yang terkendali.
"Kondisi ini mencerminkan efektivitas koordinasi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor rill dalam menjaga keseimbangan makroekonomi di tengah ketidakpastian global. Indonesia juga mengupayakan terobosan negosiasi perdagangan melalui perluasan cakupan layanan digital, investasi asing dan reformasi struktural," tukasnya.

