Wamendikdasmen: Pemeliharaan Infrastruktur Sekolah Adalah Tanggung Jawab Bersama

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 22 Agustus 2025 | 01:21 WIB
Wamendikdasmen Atip tinjau Infrastruktur Sekolah SD Negeri 1 Pringgarata, Kabupaten Lombok (SinPo.id/Kemendikdasmen)
Wamendikdasmen Atip tinjau Infrastruktur Sekolah SD Negeri 1 Pringgarata, Kabupaten Lombok (SinPo.id/Kemendikdasmen)

SinPo.id - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, bersama Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, melakukan kunjungan kerja ke SD Negeri 1 Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, pada Rabu, 20 Agustus 2025. Kunjungan ini menjadi momentum penting untuk meninjau langsung kondisi sarana prasarana sekolah dasar sekaligus menyerap aspirasi guru, kepala sekolah, dan masyarakat.
 
Dalam kesempatan itu, Wamen Atip meninjau sejumlah ruang kelas yang telah lama mengalami kerusakan dan belum bisa digunakan. Salah satunya adalah ruang belajar yang ambruk sejak 2014 dan hingga kini belum mendapat perbaikan. “Kalau kondisi ruang kelas tidak layak, tentu murid tidak nyaman belajar. Ketidaknyamanan ini akan berdampak pada proses belajar mengajar dan hasil pendidikan secara keseluruhan,” tegas Wamen Atip.
 
Ia menambahkan, pemerintah pusat terus mendorong agar sekolah-sekolah di daerah mendapatkan perhatian yang proporsional. Namun demikian, ia menekankan bahwa tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan juga menjadi bagian dari pemerintah daerah. “Dalam aturan, pemerintah daerah melalui APBD seharusnya mengalokasikan anggaran minimal 50 persen untuk mendukung pendidikan. Jika daerah belum mampu, sekolah-sekolah akan semakin tertinggal,” jelasnya.
 
Wamen Atip menyoroti bahwa banyak sekolah di Indonesia, termasuk di Lombok Tengah, masih menggunakan bangunan lama sejak tahun 1970-an atau 1980-an yang belum mendapatkan rehabilitasi. Ia mengingatkan bahwa pembangunan tidak bisa hanya berhenti pada tahap mendirikan gedung. “Membangun itu penting, tapi menjaga dan merawat jauh lebih penting. Sama halnya dengan rumah tangga, biaya besar bukan hanya saat pernikahan, tetapi justru untuk merawat dan menjaga agar rumah tangga tetap berjalan. Begitu juga dengan sekolah, perlu ada komitmen untuk pemeliharaan,” ujarnya.
 
Selain infrastruktur, Wamen Atip juga menekankan pentingnya budaya kebersihan sebagai bagian dari pendidikan karakter. Ia mencontohkan bahwa toilet sekolah yang bersih mencerminkan kebiasaan sehat dan disiplin. “Kebersihan adalah bagian dari iman. Orang yang terbiasa menjaga kebersihan sejak sekolah akan terbawa sampai ke kehidupan sehari-hari. Karena itu, sekolah harus mengajarkan kebiasaan sehat: bangun pagi, beribadah, olahraga, makan bergizi, belajar dengan tekun, tidur cukup, dan menjaga lingkungan tetap bersih,” kata Wamen Atip.
 
Kepala Sekolah SDN 1 Pringgarata, Aspari, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas kunjungan Wamen Atip bersama rombongan. Ia mengakui bahwa kondisi sekolah saat ini masih jauh dari ideal, namun tetap optimistis dengan adanya perhatian dari pemerintah pusat dan DPR, harapan untuk perbaikan akan lebih terbuka. “Kami tidak pernah membayangkan sekolah ini bisa mendapat kunjungan langsung dari Wamen. Kehadiran beliau memberi semangat baru bagi kami untuk terus memperjuangkan pendidikan yang lebih baik,” ujarnya.
 
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, dalam kesempatan yang sama menegaskan komitmen DPR untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat di bidang pendidikan. “Kami di Komisi X DPR RI akan terus mengawal agar pendidikan, terutama di daerah, mendapatkan perhatian yang lebih besar. Aspirasi masyarakat terkait kebutuhan ruang kelas, rehabilitasi, dan pemeliharaan sekolah akan kami bawa ke tingkat kebijakan nasional,” ungkapnya.
 
Kunjungan ini juga diisi dengan dialog terbuka antara Wamen Atip, guru, dan komite sekolah. Diskusi tersebut menyoroti strategi bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan di Lombok Tengah, baik dari sisi infrastruktur, pengelolaan anggaran, maupun pembinaan karakter murid.
 
Wamen Atip menutup kunjungan dengan pesan agar semua pihak—pemerintah pusat, daerah, sekolah, guru, dan masyarakat—bersinergi dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu. “Sekolah adalah wajah bangsa. Kalau sekolah kita bersih, terawat, dan muridnya bersemangat belajar, maka bangsa ini akan tumbuh kuat,” pungkasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI