Okta Kumala Dukung Diplomasi Maritim KASAL di Forum ANCM ke-19

Laporan: Juven Martua Sitompul
Rabu, 20 Agustus 2025 | 16:52 WIB
Anggota Komisi I DPR RI Okta Kumala Dewi. Istimewa
Anggota Komisi I DPR RI Okta Kumala Dewi. Istimewa

SinPo.id - Anggota Komisi I DPR RI Okta Kumala Dewi mendukung langkah Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Muhammad Ali yang aktif melakukan diplomasi maritim dalam berbagai forum internasional.

Salah satunya, di ajang ASEAN Navy Chiefs’ Meeting (ANCM) ke-19 yang diselenggarakan di Penang, Malaysia, pada 18-21 Agustus 2025. Menurut Okta, partisipasi Kasal dalam forum ANCM bukan sekadar seremoni, melainkan langkah strategis dan penting dalam memperkuat stabilitas kawasan serta membangun rasa saling percaya antar-negara ASEAN dalam bidang keamanan maritim.

"Saya di Komisi I DPR RI memberikan apresiasi dan dukungan penuh kepada Kasal yang konsisten membawa diplomasi maritim Indonesia di tingkat kawasan. Forum seperti ANCM ke-19 sangat krusial untuk memperkuat kerja sama, mencegah potensi konflik, sekaligus membangun kepercayaan bersama di antara angkatan laut negara-negara ASEAN," kata Okta dalam keterangannya, Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025.

Legislator dari Fraksi PAN itu menegaskan Indonesia sebagai negara maritim memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan daratan. Sehingga, memperkuat pertahanan dan keamanan laut menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar.

"Dengan posisi geografis yang strategis dan wilayah laut yang begitu besar, Indonesia harus terus mendorong penguatan postur pertahanan maritimnya. Diplomasi yang dilakukan Kasal adalah bagian dari strategi untuk memastikan laut kita aman, sekaligus memperkokoh peran Indonesia sebagai poros maritim dunia," kata dia.

Selain itu, Okta menyoroti pentingnya menciptakan stabilitas regional di tengah meningkatnya persaingan kekuatan global. Menurutnya, isu-isu sengketa wilayah maritim di Asia Tenggara membutuhkan pengelolaan yang hati-hati, melalui dialog dan kerja sama yang intensif.

"Kita harus mampu menjaga stabilitas kawasan meskipun ada dinamika global dan beberapa sengketa wilayah maritim. Diplomasi pertahanan menjadi kunci agar potensi konflik bisa ditekan, sekaligus memperkuat solidaritas kawasan ASEAN," katanya.

Sebagai penutup, Okta menegaskan bahwa diplomasi pertahanan bukan hanya soal simbol politik, melainkan instrumen nyata dalam menjaga keamanan, memperkuat persahabatan antar bangsa, serta menjamin kepentingan nasional Indonesia di laut.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI