Mensos Gus Ipul: Penyaluran Bansos 2026 Tepat Sasaran Berkat DTSEN

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 18 Agustus 2025 | 14:16 WIB
Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. (SinPo.id/dok. Kemensos)
Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. (SinPo.id/dok. Kemensos)

SinPo.id - Menteri Sosial RISaifullah Yusuf (Gus Ipul) meyakini, penyaluran seluruh program bantuan sosial (bansos) tahun 2026 akan semakin tepat sasaran, dengan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). 

"Dengan data ini, kita bisa menentukan dengan tepat siapa yang berhak menerima bansos, sekaligus siapa yang berhak masuk ke Sekolah Rakyat," ujar Gus Ipul dalam keterangannya, Senin, 18 Agustus 2025. 

Menurut Gus Ipul, DTSEN menjadi tonggak penting, karena untuk pertama kalinya Indonesia memiliki satu data terpadu yang dikelola langsung oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan dijadikan pedoman oleh seluruh pemangku kepentingan.

"DTSEN sebagai strategi presiden agar program bansos tepat sasaran. Untuk pertama kalinya Indonesia punya data tunggal. DTSEN dikelola langsung BPS dan dijadikan pedoman seluruh stakholder," kata Gus Ipul. 

Dia menyampaikan, Kemensos ikut membantu pemutakhiran data secara berkala. Pada triwulan kedua tahun ini, penyaluran Bansos di Kemensos juga telah berpedoman dengan DTSEN. 

Hasilnya, lebih dari 2 juta penerima bansos telah dicoret dan dialihkan ke mereka yang lebih berhak. Penggunaan DTSEN juga akan terus dilakukan untuk penyaluran bansos tahap selanjutnya. 

Menurut Gus Ipul, DTSEN memutuskan kelayakan penerima bantuan berdasarkan kondisi sosial-ekonomi secara akurat. Hal ini juga menjadi dasar untuk program pendidikan berasrama Sekolah Rakyat yang menyasar anak-anak dari keluarga miskin ekstrem (desil 1–2).

Kebijakan ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR.

"Presiden menegaskan komitmen pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga nol persen dengan strategi yang komprehensif," tukasnya. 

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyampaikan:

"Dalam 10 bulan terakhir, kabinet Merah Putih memerangi kemiskinan dengan pendekatan holistik dan menyeluruh. Kami ingin angka kemiskinan ekstrem turun menjadi 0 persen dalam tempo sesingkatnya. Kami telah membentuk sistem DTSEN sebagai pegangan utama untuk memastikan program pemerintah bagi masyarakat miskin tepat sasaran. Dengan DTSEN, kami menjaring siapa yang berhak menerima manfaat. Sebelumnya, kami mendapat laporan masih ada orang kaya yang mendapat subsidi rakyat. Salah satu upaya memutus rantai kemiskinan adalah dengan membentuk Sekolah Rakyat. Kita sudah berhasil membangun dan membuka 100 Sekolah Rakyat. Tahun depan 200, selanjutnya 300, dan seterusnya. Sekolah Rakyat ini diperuntukkan bagi mereka yang berada di desil 1–2 dan benar-benar sangat membutuhkan. Mereka kita asramakan dan berdayakan dengan kualitas yang baik. Ini adalah langkah untuk memutus rantai kemiskinan. Anak-anak yang miskin, kalau orang tuanya miskin, mereka tidak perlu miskin".

BERITALAINNYA
BERITATERKINI