Semester I 2025, Sektor Pariwisata Tumbuh Positif

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 18 Agustus 2025 | 03:31 WIB
Satwa Komodo di Taman Nasional Komodo. (SinPo.id/Shutterstcok)
Satwa Komodo di Taman Nasional Komodo. (SinPo.id/Shutterstcok)

SinPo.id -  Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan hasil kinerja sektor pariwisata pada semester I tahun 2025 yang menunjukkan pertumbuhan positif. Capaian ini menjadi sinyal kuat bahwa program yang digulirkan Kementerian Pariwisata tepat sasaran serta tepat manfaat bagi masyarakat dan perekonomian nasional.

Dalam pemaparan pada Laporan Bulanan Kementerian Pariwisata di Jakarta, Sabtu 16 Agustus 2025, Widiyanti didampingi Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menegaskan bahwa tren positif tersebut tercermin dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).

“Tren positif ini tercermin dalam kinerja kumulatif Januari–Juni 2025, di mana pertumbuhan wisatawan yang berlibur di dalam negeri lebih tinggi dibandingkan ke luar negeri,” ujar Widiyanti.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisman periode Januari–Juni 2025 mencapai 7,05 juta, tumbuh 9,44 persen (year-on-year). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan perjalanan wisatawan nasional ke luar negeri yang hanya tumbuh 3,25 persen atau mencapai 4,57 juta perjalanan.

Dengan demikian, sektor pariwisata Indonesia mencatatkan surplus ekspor jasa. Selisih kunjungan wisman dengan perjalanan wisatawan nasional pada semester I 2025 bahkan mencapai 2,48 juta, meningkat dari 2,01 juta pada periode yang sama tahun 2024.

“Pergerakan ini turut berkontribusi pada pencapaian net devisa positif bagi Indonesia,” kata Widiyanti.

Adapun sepanjang Juni 2025, kunjungan wisman mencapai 1,42 juta, tumbuh 18,20 persen (yoy). Sementara pergerakan wisatawan nusantara melonjak hingga 105,12 juta perjalanan, naik 25,93 persen (yoy).

Widiyanti menegaskan, kinerja pariwisata berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tercatat, ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen (yoy) pada kuartal II 2025, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar 5,05 persen.

“Kita patut bersyukur di tengah ketidakpastian global, sektor pariwisata mampu menjaga daya tahan atau resiliensi ekonomi nasional,” ujarnya.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan, pemerintah menyiapkan stimulus seperti potongan tarif tiket transportasi, subsidi tol, hingga penguatan bantuan sosial dan tunjangan gaji ke-13.

Widiyanti menegaskan, Kementerian Pariwisata terus mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, termasuk implementasi Koperasi Merah Putih.

“Proyek percontohan akan dimulai di 80 desa wisata dan ditargetkan menjangkau lebih dari 6.000 desa wisata,” jelasnya.

Kementerian Pariwisata juga memperkuat sinergi lintas kementerian/lembaga untuk memastikan pertumbuhan pariwisata berkelanjutan, mulai dari kerja sama dengan Kementerian UMKM hingga Kementerian Lingkungan Hidup.

Meski capaian pariwisata tumbuh positif, terdapat tantangan berupa penurunan okupansi hotel bintang sebesar 3,54 poin persentase pada semester I 2025. Namun, jumlah kamar yang terisi justru naik 11,53 persen (yoy).

Widiyanti menilai, fenomena ini dipengaruhi pergeseran minat wisatawan ke akomodasi alternatif seperti vila atau homestay.

“Pertumbuhan akomodasi alternatif patut diapresiasi, tapi juga perlu pembinaan agar sesuai regulasi dan melindungi konsumen,” tegasnya.

Wakil Menteri Ni Luh Puspa menambahkan, Kementerian Pariwisata juga menghadirkan 110 Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 untuk menggerakkan ekonomi daerah dan melestarikan budaya. Hingga 4 Agustus 2025, tercatat 46 event telah terlaksana dengan 5,07 juta pengunjung dan transaksi Rp463,07 miliar, melibatkan ribuan UMKM dan puluhan ribu pekerja seni.

Selain itu, Ni Luh Puspa juga menyoroti optimisme bahwa Geopark Toba dapat meraih kembali status green card pada sidang UNESCO di 2026. “Jika kita mendapatkannya kembali, mari bersama-sama merawat status itu,” ujarnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI