PRPM: Pimpinan Lembaga Keuangan Sebaiknya Bukan dari Satu Almamater

Laporan: Bayu Primanda
Kamis, 14 Agustus 2025 | 20:21 WIB
Ilustrasi (Sinpo.id/Ashar)
Ilustrasi (Sinpo.id/Ashar)

SinPo.id -  Peneliti Pusat Riset Pengabdian Masyarakat (PRPM) Institut Shanti Bhuana, Bengkayang, Kalimantan Barat Siprianus Jewarut menyoroti masalah kepemimpinan di lembaga keuangan negara.

Ia menilai keberadaan para pimpinan dari satu almamater dalam satu lembaga keuangan yang mengedepankan kepercayaan public, sangat berpotensi menggerus tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).

“Geng-geng dari kampus dalam satu institusi atau perusahaan itu sudah terbukti menjadi akar pelanggaran GCG yang pada akhirnya mengarah ke korupsi berjamaan. Apalagi, jika mereka menyusup ke lembaga-lembaga keuangan yang di situ ada dana publik seperti LPS,” tutur Siprianus dikutip dari siaran pers yang diterima pada Kamis, 14 Agustus 2025.

Di sektor keuangan jelasnya, para mafia lebih piawai dibanding dengan mafia lain seperti mafia migas, mafia tanah dan mafia pangan.

“Makanya mereka disebut kejahatan kerah putih atau white collar crime. Mereka melakukan kejahatan terkait pekerjaan mereka yang seringkali melibatkan diri dalam penipuan, penyalahgunaan posisi, atau pelanggaran kepercayaan untuk keuntungan finansial pribadi atau korporasi,” jelasnya. 

Para mafia itu kebanyakan menelusup ke dalam institusi dengan memanfaatkan kelemahan GCG, salah satunya karena pimpinannya satu korps alumni.

Adapun sejumlah kasus korupsi seperti Rafael Alun Trisambodo, Yul Dirga, Handang Soekarno dan Wahono Saputro yang meringkuk di Lembaga Pemasyarakatan belakangan terungkap ada koneksi sesama almamater saat mereka menjalankan modusnya mengakali GCG.

Wakil Ketua DPR Prof Sufmi Dasco Ahmad meninju gladi bersih sidang tahunan (Ashar/SinPo.id)
JANGAN TERLEWAT:
Gladi Bersih Sidang Tahunan
BERITALAINNYA
BERITATERKINI