Lebih dari 100 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza dalam 24 Jam Terakhir

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 14 Agustus 2025 | 09:29 WIB
Ilustrasi. Warga Palestina. (SinPo.id/AFP)
Ilustrasi. Warga Palestina. (SinPo.id/AFP)

SinPo.id - Lebih dari 100 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Gaza dalam 23 jam terakhir sejak Rabu pagi. Menurut sumber tenaga medis, Israel telah meningkatkan serangannya dan membunuh banyak warga sipil.

Adapun serangan di bagian utara daerah Gaza yang terkepung, telah menewaskan sedikitnya 61 orang. Kemudian sedikitnya 12 orang tewas akibat serangan udara Israel yang menargetkan kerumunan orang yang memcari bantuan.

Selain itu, Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan melaporkan bahwa sedikitnya 37 orang tewas ditembak pasukan Israel saat mencari makanan untuk keluarga mereka. Termasuk 16 orang tewas di dekat titik bantuan di utara Rafah.

Layanan Darurat dan Ambulans Gaza juga melaporkan sedikitnya 14 orang tewas dan 113 orang lainnya terluka oleh pasukan Israel yang menunggu bantuan di utara.

Tak hanya itu, dalam periode pelaporan 24 jam terakhir, setidaknya delapan orang, termasuk tiga anak-anak, meninggal dunia akibat kelaparan dan malnutrisi yang diberlakukan Israel. 

"Hal ini menjadikan jumlah total kematian akibat kelaparan sejak perang dimulai pada Oktober 2023 menjadi 235 orang, termasuk 106 anak-anak," kata Kementerian Kesehatan Palestina, dilansir dari Al Jazeera, Kamis, 14 Agustus 2025.

Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, menyebut apa yang dilakukan Israel sebagai perang terhadap anak-anak dan masa kanak-kanak.

"Lebih dari 40.000 anak dilaporkan tewas atau terluka akibat pemboman dan serangan udara. Setidaknya 17.000 anak tanpa pendamping dan terpisah, serta satu juta anak yang mengalami trauma berat dan putus sekolah," tulisnya dalam sebuah unggahan di X.

"Anak-anak adalah anak-anak. Tidak seorang pun boleh tinggal diam ketika anak-anak meninggal dunia, atau secara brutal kehilangan masa depan, di mana pun anak-anak ini berada, termasuk di Gaza," imbuhnya.

Sementara itu, para pakar PBB mengatakan sistem layanan kesehatan Gaza telah menjadi sasaran penghancuran yang ditargetkan oleh militer Israel, yang disebut sebagai medicicide.

Mereka juga menuduh Israel sengaja menyerang dan membuat petugas kesehatan, paramedis, dan rumah sakit kelaparan untuk memusnahkan perawatan medis di wilayah kantong tersebut.

"Sebagai manusia dan pakar PBB, kita tidak bisa tinggal diam tentang kejahatan perang yang terjadi di depan mata kita di Gaza," kata Tlaleng Mofokeng, pelapor khusus untuk hak atas kesehatan, dan Francesca Albanese, pelapor khusus untuk situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki sejak 1967.

"Selain menjadi saksi genosida yang sedang berlangsung, kita juga menjadi saksi 'medicicide', sebuah komponen jahat dari penciptaan kondisi yang disengaja untuk menghancurkan warga Palestina di Gaza, yang merupakan tindakan genosida.

"Para petugas kesehatan dan perawatan terus-menerus menjadi sasaran, ditahan, disiksa, dan sekarang, seperti penduduk lainnya, kelaparan," tambah mereka.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI