10.181 PMI Ditempatkan Skema SSW, Karding Bakal Tingkatkan Jumlahnya ke Jepang

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 13 Agustus 2025 | 16:28 WIB
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding (SinPo.id/ Dok. KP2MI)
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding (SinPo.id/ Dok. KP2MI)

SinPo.id - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menegaskan, perlunya langkah konkret untuk mengoptimalkan penempatan pekerja migran Indonesia ke Jepang melalui skema Specified Skilled Worker (SSW). 

Menurut Karding, peluang penempatan pekerja migran skema SSW, dapat dicapai dengan memanfaatkan bonus demografi Indonesia yang diprediksi terjadi periode 2020-2030.

"Pada hari ini, kita akan bicara tentang skema SSW, Specific Skilled Worker, yang memang khusus. Kita tahu bahwa, tadi disampaikan bahwa Jepang ini sedang super aging sebenarnya. Jadi artinya ketemu tutupnya dengan Indonesia. Di Indonesia bonus demografi, di sini aging," kata Karding dalam acara Indonesia Business Council bertajuk "Strengthening Workforce Diplomacy: Indonesia Strategic SSW Expansion to Japan" di kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 13 Agustus 2025. 

Karding menerangkan, dengan Jepang yang mengalami aging population, di mana proporsi penduduk lansia (lanjut usia) yang tinggi menurunkan jumlah pekerja lokalnya, kondisi itu dapat dimanfaatkan pekerja migran Indonesia.

"Nah, Indonesia sendiri baru bisa mengirim SSW itu baru 10.000, sekitar 10.181 totalnya kalau nggak salah. Nah, ini tantangan," ujarnya. 

Dia meyampaikan, kolaborasi dengan kalangan pengusaha dibutuhkan agar akses tenaga kerja Indonesia ke pasar Jepang semakin luas. 

"Jadi karena hanya 10 ribu, kita berharap dengan terlibatnya IBC kita juga berharap dengan jaringan para pengusaha di IBC ini bisa membuka akses kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Jepang," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Karding, peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kerja menjadi kunci agar penempatan pekerja migran Indonesia sesuai dengan kebutuhan di Jepang. 

"Perlu ada peningkatan kualitas sumber daya pekerja migran Indonesia melalui pelatihan, kemudian sertifikasi dan penyelarasan kompetensi atau rekognisi,” kata dia. 

Di sisi lain, Chief Executive Officer Indonesian Business Council (IBC), Sofyan Djalil, menegaskan bahwa peluang SSW Jepang bukan hanya soal penempatan tenaga kerja, tetapi tentang membangun posisi Indonesia sebagai pemasok talenta unggul di tingkat global.

Dia menilai, peluang 820 ribu posisi di Jepang hingga 2029 adalah kesempatan strategis bagi Indonesia untuk memperkuat daya saing tenaga kerja. 

"Tantangan yang kita hadapi saat ini adalah bagaimana menutup kesenjangan dengan negara lain dan memastikan PMI kita tidak hanya siap bekerja, tetapi juga diakui sebagai tenaga kerja berkualitas tinggi. Dengan kemitraan yang kuat antara pemerintah, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya, kita dapat mengubah potensi ini menjadi kekuatan ekonomi nyata sekaligus reputasi internasional bagi Indonesia," kata Sofyan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI