Geliat Pedagang Bendera Merah Putih di Pasar Jatinegara
SinPo.id - Menjelang peringatan HUT RI Ke-80 pada 17 Agustus, warna merah dan putih mulai menghiasi sepanjang jalan Pasar Jatinegara Jakarta Timur. Bendera berbagai ukuran berkibar di depan lapak pedagang, umbul-umbul panjang melambai-lambai, dan pernak-pernik kemerdekaan tertata rapi di etalase toko. Semuanya siap menunggu dipinang pembeli.
Pada Selasa siang, 12 Agustus 2025, rintik hujun turun di langit Pasar Jatinegara. Tampak geliat penjualan pernak pernik hari kemerdekan di sudut-sudut pasar tradisional. Calon pembeli berlalu lalang, silih berganti membolak-balik si merah putih di etalase toko para pedagang.
Pun, derap langkah orang hilir-mudik berpadu dengan suara pedagang yang saling bersahutan menawarkan barang dagangannya, diiringi suara tawar-menawar yang tak kalah seru. Sayangnya, di tengah keramaian itu, hanya hitungan jari yang membeli pernak-pernik kemerdekaan.
Di salah satu sudut pasar, Budi berdiri tegak mempromosikan barang dagangannya, seraya melayani sebagian pembeli baju kaos kemerdekaan yang dia jual.
"Dipinang, dipinang. Ayok-ayok dibeli," teriaknya di bawah rintik-rintik hujan.
Omzet Menurun
Meski geliat penjualan merah putih ramai di kawasan Pasar Jatinegara, namun omzet sangat berbeda dibandingkan tahun lalu. Biasanya para pedagang mengantongi omzet hingga 3 juta perhari. Akan tetapi tahun ini sangat lesu, pendapatan tak sebesar Agustus 2024 lalu.
"Penjulan bendera dan baju Agustus bisa tembus tiga rebu sehari (Rp 3 juta) itu sudah bersih. Tahun ini boro-boro segitu," keluh Budi salah seorang pedagang bendera di Jatinegara.
Budi menduga, faktor utama penyebab sepinya penjualan pernak-pernik kemerdekaan tahun ini, lantaran pendapatan masyarakat yang menurun, sehingga lemahnya daya beli. Ditambah lagi, sulitnya mencari pekerjaan.
"Ya mungkin faktornya karena pekerjaan susah, jadi pendapatan masyarakat menurun, sehingga daya beli juga lemah," tuturnya.
Bendera One Piece Tak Pengaruhi Penjualan Merah Putih
Hal senada disampaikan Rahmat, pedagang bendera merah putih di kawasan Jatinegara. Menurutnya, tren bendera One Piece yang belakangan ramai diperbincangkan tidak berdampak pada penjualan bendera merah putih yang ia jajakan.
Di deretan pasar, para pedagang umumnya enggan menjual bendera bergambar tengkorak itu. Mereka lebih memilih menjual bendera merah putih yang dinilai lebih sesuai dengan momen peringatan Hari Kemerdekaan.
"Jual yang pasti-pasti saja, Bang. Seperti bendera merah putih, kan ini momennya," ujar Rahmat.
Bagi Rahmat, berjualan atribut kemerdekaan bukan sekadar mencari penghasilan musiman, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap sejarah bangsa. Meski tren bendera One Piece tengah marak, bendera merah putih tetap menjadi primadona menjelang 17 Agustus.
"Ini bisnis musiman saya, tapi tetap bendera merah putih yang utama," tuturnya.
Pedagang Ecer Mengeluh
Hal yang sama dirasakan pedagang bendera eceran bernama Fery. Di deretan Jalan Bosih dekat Stasiun Cibitung. Terlihat terbagai bendera dan umbul-umbul merah putih, serta perlengkapan upacara Agustus dijajakannya di deretan bahu Jalan Bosih Raya, Wanasari, Cibitung, Bekasi.
Namun suasana meriahnya Agustus tahun ini, tak berbanding lurus dengan jumlah pembeli yang datang ke lapaknya.
"Sepi, berbeda dengan tahun lalu. Itu penjualan Agustus tahun lalu ramai," keluhnya.
Meski omzet menurun, dia tetap optimis menjajakan dagangan bendera merah putihnya. Baginya, penjualan bendera tak melulu soal untung rugi. Akan tetapi, ini juga sebagia bentuk partisipasi untuk meramaikan perayaan kemerdekaan Indonesia.
