CKG Jadi Titik Awal Kemerdekaan dari Beban Penyakit

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 12 Agustus 2025 | 15:48 WIB
Siswa mengikuti Cek Kesehatan Gratis. (Agus Priatna/SinPo.id)
Siswa mengikuti Cek Kesehatan Gratis. (Agus Priatna/SinPo.id)

SinPo.id - Tenaga Kepresidenan/Presidential Communication Office Ahli Utama Kantor Komunikasi(PCO) Hariqo Wibawa Satria mengatakan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) merupakan titik awal. Dari sinilah masyarakat kita diperkenalkan pada cara pandang baru dalam menjaga kesehatan secara berkelanjutan.

"Program CKG itu titik start menuju merdeka dari beban penyakit. Dari sini akan munculkesadaran individu dan kesadaran kolektif masyarakat untuk terus menjaga kesehatan,"kata Hariqo, Senin, 11 Agustus 2025.

Hariqo berharap, dengan CKG setiap bertambahnya usia Kemerdekaan Indonesia pada 17Agustus, bertambah juga jumlah warga Indonesia yang merdeka dari beban penyakit. Untuk mewujudkan hal itu, Pemerintahan Presiden Prabowo telah menjalankan program-program prioritas yang komprehensif dan berkesinambungan. Mulai dari CKG, Stop TBC, revitalisasi RSUD, hingga tunjangan khusus bagi para dokter spesialis di daerahtertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).

Saat ini, kata Hariqo, meski Indonesia sudah berusia 80 tahun, namun belum sepenuhnya lepas dari beban penyakit. Di Indonesia, angka harapan hidup saat ini berada di kisaran 73 hingga 74 tahun. Risiko penyakit masih menjadi beban besar yang menggerus produktivitas tenaga kerja dan menekan laju Produk Domestik Bruto (GDP). Studi menunjukkan kehilangan produktivitas akibat penyakit--melalui ketidakhadiran kerja, menurunnya kinerja, hingga pensiun dini--telah mengurangi sekitar 6,5 persen GDP pada2015.

Persentase itu diperkirakan meningkat menjadi 7,2 persen pada 2030 apabila dibiarkan.Beban ini diperparah oleh kerugian ekonomi akibat rokok yang pada 2019 mencapai Rp184 triliun hingga Rp 410 triliun (setara 1,16 persen hingga 2,59 persen GDP). Biaya obesitas sekitar Rp 368 triliun serta hilangnya produktivitas akibat penyakit tropis seperti leptospirosis senilai lebih dari USD 2,8 miliar per tahun.

"Data ini menegaskan bahwa investasi di bidang kesehatan bukan sekadar pengeluaransosial, melainkan modal ekonomi yang strategis untuk melindungi seluruh keluarga besarbangsa Indonesia," paparnya.

Hariqo mengatakan banyak anak Indonesia yang mengalami diabetes, obesitas, hinggasakit gigi karena kurang informasi dan edukasi. Kesehatan mata anak juga banyak terganggu karena penggunaan gawai yang berlebihan. "Di sinilah pentingnya kesehatan," kata Hariqo.

CKG sebagai tindakan pencegahan sekaligus pendidikanMelalui sejumlah kebijakan pemerintah ini, kata dia, setiap peringatan Hari Kemerdekaan diharapkan tidak hanya menandai bertambahnya usia bangsa, tetapi juga meningkatnya jumlah rakyat Indonesia yang merdeka dari beban penyakit. Agar masyarakat mampuberkontribusi optimal terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Sehatnya masyarakat berdampak langsung pada angka harapan hidup dan mendorongproduktivitas sumber daya manusia," kata Hariqo.

Peningkatan kualitas kesehatan akan memperbesar kontribusi tenaga kerja sehat terhadap GDP. Berbagai studi mencatat GDP bisa naik hingga 1 persen hingga 2 persen per tahunjika angka sakit menurun secara signifikan. Mengubah pola pikirMelalui Program CKG, lanjut Hariqo, pemerintah juga ingin masyarakat mengubah polapikir. Masyarakat didorong untuk tahu kondisi tubuhnya. Dengan begitu, masyarakat bisamenjaga kesehatan dan bisa hidup panjang.

"Ibarat akan menempuh perjalanan 80 kilometer, seseorang harus tahu kondisi dirinya.Berdasarkan CKG setiap tahun itulah seseorang bisa mengukur kapan harus berjalan,berlari, dan kapan harus istirahat hingga bisa mencapai jarak itu sesuai waktu yangdiinginkan. Di sinilah inti dari kemerdekaan itu," ungkap Hariqo.

Menurut dia, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah melahirkan percakapan dikeluarga Indonesia tentang pentingnya makanan sehat. Sedangkan CKG telah melahirkanpercakapan di keluarga tentang penting menjaga kesehatan.

"Kedua percakapan ini akan semakin meluas karena jumlah penerima manfaat juga terusbertambah setiap hari. Dan pada akhirnya melahirkan budaya hidup sehat dan merdekadari beban penyakit," tegasnya.

Pemerintah menargetkan Program CKG mampu meningkatkan usia harapan hidup masyarakat. Tingginya angka harapan hidup masyarakat, kata dia, merupakan salah satuciri dari negara maju. Melalui Program CKG, nantinya masyarakat disarankan untuk melakukan cek kesehatan setahun sekali.

Semua masyarakat bisa mengakses Program CKG ini tanpa terkecuali. Hal ini sebagai upaya negara mengajarkan masyarakatnya untuk belajar berumur panjangdengan menjaga kesehatan. Dengan bertambah usia negara, kata Hariqo, maka bertambahpula kesadaran seluruh warga negara untuk menjaga kesehatan. "Karena, menjaga kesehatan sama saja dengan menjaga kemerdekaan," kata dia.

Pemerintah juga akan menjadikan Program CKG sebagai bahan evaluasi. Mengukur sejauhmana kemampuan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan dalam melayani masyarakat.Tahun ini pemerintah menargetkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di 32 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Menyusul ada 2026 sebanyak 36 RSUD.

Presiden Prabowo juga sudah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81Tahun 2025 tentang Tunjangan Khusus bagi Dokter Spesialis, Dokter Subspesialis, DokterGigi Spesialis, dan Dokter Gigi Subspesialis yang Bertugas di Daerah Tertinggal,Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK). "Perpres ini sebagai salah satu bentuk dukungan pemerintah untuk para nakes yangbekerja di daerah-daerah terpencil," kata Hariqo.

Sementara itu, Frederikus Jesly Maijai (21), salah satu penerima manfaat Program CKG, merasa terbantu dengan adanya Program CKG ini. Melalui layanan CKG ini, dia bisa mengetahuiperkembangan penyakit TBC yang dia derita. "Saya kecewa karena sakit ini saya harus menunda karier sebagai atlet," kata Rickson, sapaan Frederikus, yang merupakan mantan atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) untukcabang olahraga renang.

Program CKG membuat semangat dia bangkit kembali. Dia jadi mengetahui apa tindakanselanjutnya untuk bisa menyembuhkan diri dari penyakit TBC. "Dengan adanya Program CKG saya bisa bangkit lagi untuk kembali lagi ke saya punyacita-cita," kata Rickson.

Kepala Puskesmas Bupul, Merauke, Papua Selatan, dr Libertine Mandala Puteri, mengakuterbantu dengan adanya Program CKG ini. Menurut dia, puskesmas bukan hanya kuratif, bukan hanya rehabilitatif, tapi lebih ke preventif atau pencegahan."Makanya, CKG sangat banget membantu kita," kata Puteri.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI