Ribuan Warga Tel Aviv Tuntut Akhiri Perang Gaza dan Bebaskan Sandera, Hamas Kecam Rencana Netanyahu

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 11 Agustus 2025 | 03:22 WIB
PM Israel, Benjamjn Netanyahu (SinPo.id/Getty Images)
PM Israel, Benjamjn Netanyahu (SinPo.id/Getty Images)

SinPo.id -  Ribuan orang memadati jalan-jalan Tel Aviv pada Sabtu (9/8/2025) malam waktu setempat untuk menyerukan penghentian perang di Gaza serta pembebasan para sandera yang masih ditahan Hamas. Aksi ini digelar tak lama setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan rencana memperluas operasi militer guna merebut Kota Gaza.

Mengutip AFP, para demonstran membawa spanduk dan foto-foto para sandera, menuntut pemerintah Israel mengutamakan keselamatan mereka. Sejumlah kerabat korban menyampaikan pernyataan tegas kepada Netanyahu.

“Kami akan mengakhiri dengan pesan langsung kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu: jika Anda menyerbu sebagian wilayah Gaza dan para sandera dibunuh, kami akan mengejar Anda di alun-alun kota, dalam kampanye pemilu, dan di setiap waktu dan tempat,” kata Shahar Mor Zahiro, kerabat seorang sandera yang terbunuh.

Dalam wawancara dengan Fox News pada Kamis 8 Agustus 2025, Netanyahu menegaskan operasi militer di Kota Gaza tidak bertujuan menduduki wilayah tersebut secara permanen, melainkan untuk membangun perimeter keamanan. “Kami tidak ingin memerintahnya. Kami tidak ingin berada di sana sebagai badan pemerintahan,” ujarnya.

Meski memicu kritik dan kabar adanya perbedaan pendapat di kalangan militer, Netanyahu tetap bersikeras dengan rencananya.

Sementara itu, Hamas bereaksi keras, menyebut langkah Netanyahu sebagai bentuk kudeta terhadap proses negosiasi gencatan senjata. “Rencana Netanyahu untuk memperluas agresi menegaskan tanpa keraguan bahwa ia berusaha menyingkirkan tawanannya dan mengorbankan mereka,” bunyi pernyataan resmi Hamas.

Gaza sendiri berada di bawah pemerintahan Hamas sejak 2007, meski Israel sudah menarik pasukannya pada 2005 dan tetap mengontrol perbatasan serta wilayah udara. Situasi di wilayah tersebut terus memanas di tengah mandeknya upaya gencatan senjata.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI