Kemenkes Perkuat Ketahanan Kesehatan Nasional

Laporan: Tim Redaksi
Minggu, 10 Agustus 2025 | 04:04 WIB
rumah sakit (pixabay)
rumah sakit (pixabay)

SinPo.id -  Dalam upaya memperkuat sistem ketahanan kesehatan nasional sekaligus memenuhi standar klasifikasi dan sertifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI menggelar kegiatan Pemberdayaan dan Peningkatan Kapasitas Tenaga Cadangan Kesehatan - Emergency Medical Team (TCK-EMT) Tipe 2 Indonesia.

Pelatihan ini berlangsung pada 4–8 Agustus 2025 di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan melibatkan 95 peserta dari berbagai institusi, termasuk rumah sakit vertikal Kemenkes, unit lintas program, POLRI, organisasi profesi, LSM, dan NGO.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi transformasi sistem kesehatan pilar ketiga: Ketahanan Kesehatan, yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana dan krisis kesehatan, baik di dalam maupun luar negeri.

“Indonesia termasuk negara dengan risiko bencana tinggi. Oleh karena itu, kita membutuhkan tenaga kesehatan yang terlatih dan siap dimobilisasi kapan saja,” ujar Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Agus Jamaludin, dalam sambutannya.

Ketua Pelaksana kegiatan, Eko Medistianto, menjelaskan bahwa peserta yang hadir merupakan tenaga cadangan kesehatan resmi yang ditunjuk oleh pimpinan instansinya. Materi pelatihan difokuskan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan manajemen operasional EMT di lokasi bencana, termasuk kesiapan logistik, alur koordinasi, serta pelayanan medis darurat.

“Kegiatan ini juga menjadi bagian dari proses menuju sertifikasi WHO dan global classification bagi TCK-EMT Tipe 2 Indonesia,” ungkap Eko.

Materi disampaikan oleh fasilitator profesional lulusan pelatihan EMT Induction WHO yang tergabung dalam program MULTHEOR (Multi-Country Training Hub for Health Emergencies Operational Readiness). Mereka berasal dari berbagai institusi strategis seperti Universitas Pertahanan RI, Universitas Indonesia, Pusat Kesehatan TNI, RS Haji UIN Jakarta, MDMC, PERDAMSI, hingga WHO.

Pelatihan dilakukan secara interaktif melalui paparan, diskusi, permainan edukatif, simulasi, dan praktik pendirian rumah sakit lapangan. Materi yang diberikan meliputi konsep manajemen penanggulangan krisis kesehatan, standar operasional EMT Tipe 2 sesuai Blue Book WHO 2021, alur deployment, pengelolaan logistik, serta penyiapan sarana dan prasarana pendukung operasi lapangan.

Salah satu peserta, Franky Moudy Rumondor, menilai pelatihan ini memberi wawasan nyata tentang dinamika layanan kesehatan di tengah keterbatasan. “Di lokasi bencana, tenaga kesehatan harus tetap mampu memberikan pelayanan optimal, meski menghadapi tantangan logistik, komunikasi, bahkan kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh anggota TCK-EMT Tipe 2 Indonesia memiliki kompetensi yang seragam sesuai standar internasional, sekaligus menjadi bukti komitmen Indonesia membangun ketahanan kesehatan yang tangguh, siap membantu penanganan krisis di dalam maupun luar negeri.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI