Pastikan Data BPS Akurat, Kemenperin: Ini Bukti Manufaktur Kita Tangguh

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 07 Agustus 2025 | 13:59 WIB
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Ri Febri Hendri Antoni Arief. (SinPo.id/dok. Kemenperin)
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Ri Febri Hendri Antoni Arief. (SinPo.id/dok. Kemenperin)

SinPo.id - Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arief menegaskan, kinerja gemilang sektor industri pada triwulan II-2025, yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS), sudah sesuai dengan sejumlah data dan indikator yang valid. 

Hal ini merespons kritikan dari ekonom mengenai pertumbuhan industri pada triwulan II tahun 2025 yang dirilis oleh BPS tidak sejalan dengan hasil PMI manufaktur Indonesia yang dilansir oleh S&P Global. 

"Bahwa angka pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan industri manufaktur yang dirilis oleh BPS sudah akurat," kata Febri di Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025. 

Merujuk data BPS, industri pengolahan nonmigas pada triwulan II tahun 2025 mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,60 persen (year-on-year) atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,12 persen

Febri menjelaskan, akurasi data BPS itu, diperkuat oleh laporan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan Prompt Manufacturing Index-Bank Indonesia (PMI BI) serta capaian investasi dan ekspor sektor industri.

"Hal ini tervalidasi melalui hasil IKI Kemenperin dan PMI BI (Bank Indonesia) yang menyatakan bahwa industri manufaktur selama kuarta II 2025 selalu di atas level 50 atau berada dalam fase ekspansif. Beberapa indikator lainnya, pada belanja modal investasi sektor manufaktur juga naik," ucapnya. 

Febri menilai, pertumbuhan ini menunjukkan ketangguhan sektor industri manufaktur dalam menghadapi tekanan global dan membuktikan peran vitalnya sebagai motor penggerak perekonomian nasional.

Di periode yang sama, industri pengolahan nonmigas memberikan kontribusi terhadap PDB nasional juga naik dari 16,72 persen pada kuartal II tahun 2024 menjadi 16,92 persen pada kuartal II tahun 2025. 

"Capaian positif tersebut juga sejalan dengan IKI pada Juli 2025 sebesar 52,89, naik 1,05 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,84, dan lebih tinggi 0,49 poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujar Febri.

Menurutnya, tren positif ini mencerminkan optimisme dan ketahanan pelaku industri nasional di tengah tekanan global dan pelemahan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang utama seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok.

Ia menambahkan, geliat pertumbuhan manufaktur tidak hanya tercermin dari angka statistik, tetapi juga dari aktivitas nyata di lapangan. Pada semester I - 2025, tercatat sebanyak 1.641 perusahaan telah melaporkan pembangunan fasilitas produksi baru melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) dengan nilai investasi mencapai Rp803,2 triliun.

"Dampak langsung dari ekspansi industri ini adalah penyerapan tenaga kerja baru yang diperkirakan mencapai 303.000 orang. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang disampaikan oleh kementerian lain maupun asosiasi pengusaha," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI