Mendag Resmikan Export Center Balikpapan dan Batam, Dorong UMKM Tembus Pasar Global

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 02 Agustus 2025 | 05:45 WIB
Proses pembuatan batik tulis. (Agus Priatna/SinPo.id)
Proses pembuatan batik tulis. (Agus Priatna/SinPo.id)

SinPo.id -  Menteri Perdagangan Republik Indonesia Budi Santoso meresmikan secara serentak Export Center Balikpapan dan Batam, dengan acara peresmian dipusatkan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat 1 Agustus 2025. Peresmian ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam memperkuat ekosistem ekspor nasional, khususnya untuk mendukung pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Selain memperkuat ekosistem ekspor nasional, peresmian ini sekaligus menandai komitmen pemerintah dalam memperluas akses pasar global dan mendorong transformasi ekonomi nasional berbasis ekspor,” ujar Mendag Budi Santoso yang akrab disapa Mendag Busan.

Turut hadir dalam acara tersebut Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud, Ketua Dekranasda Kalimantan Timur Sarifah Suraidah Harum, serta secara daring Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kepulauan Riau Novianto. Mendag juga didampingi oleh Sekjen Kemendag Isy Karim dan Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Fajarini Puntodewi.

Dalam sambutannya, Mendag Busan menegaskan pentingnya peran UMKM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menilai produk UMKM Indonesia memiliki keunikan dan potensi besar untuk bersaing di pasar internasional.

“Produk UMKM kita memiliki ciri khas yang tidak dimiliki negara lain. Dengan pembinaan, kurasi, dan promosi yang berkelanjutan, saya yakin UMKM Indonesia mampu menjadi pemain utama di pasar ekspor dunia,” jelasnya.

Export Center akan menjadi pusat layanan terpadu yang mendukung program unggulan Kemendag yakni UMKM BISA (Berani Inovasi Siap Adaptasi) Ekspor. Mendag menekankan bahwa UMKM yang ingin ekspor harus mampu berinovasi, menjaga kualitas produk, dan siap beradaptasi dengan permintaan global.

Sejak Januari hingga Juli 2025, program UMKM BISA Ekspor telah memfasilitasi hampir 800 UMKM dalam penjajakan kerja sama bisnis (business matching), dengan potensi transaksi ekspor mencapai USD 90,04 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.

“Sebagian besar UMKM tersebut belum pernah mengekspor sebelumnya. Semua proses dilakukan secara daring dengan dukungan langsung dari perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri,” tambah Mendag.

Dalam upaya perluasan pasar, UMKM kini dapat memanfaatkan jaringan 46 perwakilan perdagangan di 33 negara, termasuk Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). Sementara Export Center berfungsi sebagai pusat kurasi, pelatihan, dan konsultasi ekspor, perwakilan luar negeri akan membantu mencari pembeli potensial serta memfasilitasi business matching.

Mendag Busan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Export Center dan pemerintah daerah untuk seleksi dan pembinaan UMKM berorientasi ekspor, khususnya produk nonmigas.

“Export Center Balikpapan diharapkan menjadi pusat pengembangan ekspor regional dan memperluas jangkauan melalui penyuluh ekspor di seluruh wilayah Kalimantan Timur,” terangnya.

Export Center Balikpapan dan Batam kini melengkapi layanan serupa yang telah hadir di Surabaya dan Makassar. Center di Balikpapan akan melayani kawasan Kalimantan, sedangkan Batam mencakup wilayah Sumatra.

Menurut Dirjen PEN Fajarini Puntodewi, capaian kinerja Export Center sepanjang 2024 hingga Juni 2025 sangat positif, mencatat 4.078 layanan konsultasi dan pendampingan, menghasilkan nilai ekspor sebesar USD 140,15 juta, serta memfasilitasi 547 kegiatan business matching.

Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud menyambut baik pembukaan Export Center Balikpapan. Ia berharap pusat ini menjadi simbol semangat baru bagi pelaku UMKM di Kalimantan Timur agar mampu menembus pasar global.

“Kami mengapresiasi penunjukan Balikpapan sebagai lokasi Export Center. Semoga ini jadi langkah nyata untuk peningkatan ekonomi daerah,” ujarnya.

Senada dengan itu, Novianto dari Kepulauan Riau berharap Export Center Batam dapat membantu UMKM lebih mudah menembus pasar ekspor, khususnya di wilayah barat Indonesia.

Kehadiran Export Center juga disambut positif oleh pelaku UMKM lokal. Didi Hamid, pemilik Deli Koffie Indonesia, menyampaikan optimismenya.

“Dengan adanya Export Center Balikpapan, kami bisa berkonsultasi langsung dengan Kemendag. Semoga ini menjadi peluang baru untuk menjual produk unggulan Balikpapan ke mancanegara,” ucapnya.

Peresmian Export Center Balikpapan dan Batam menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mengakselerasi ekspor nasional dan memperkuat peran UMKM sebagai pilar utama ekonomi bangsa.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI