Kelaparan di Gaza: Veteran AS Sebut Penyaluran Bantuan Israel Brutal dan Tidak Manusiawi

Laporan: Galuh Ratnatika
Jumat, 01 Agustus 2025 | 07:42 WIB
Foto: AFP
Foto: AFP

SinPo.id - Seorang veteran Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) sekaligus mantan kontraktor keamanan untuk Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) mengatakan, distribusi bantuan yang dijalankan Israel di Gaza persis seperti novel distopia 'The Hunger Games', karya Suzanne Collins.

"Cara terbaik yang dapat saya gambarkan bagaimana warga Palestina mencapai lokasi untuk menerima bantuan mirip dengan Hunger Games, survival of the fittest," ujar Anthony Aguilar, dalam media sosialnya, dilansir dari Anadolu, Jumat, 1 Agustus 2025.

"Siapa pun yang dapat berlari tercepat dan terjauh untuk mencapai lokasi terlebih dahulu akan mendapatkan bantuan.

"Kemudian, proses untuk mengusir warga Palestina dari lokasi distribusi, dilakukan dengan menembaki mereka, menyemprotkan semprotan merica dan gas air mata, serta menembakkan peluru karet dari senapan ke arah mereka.

"Dan ini bukan sesuatu yang hanya terjadi sekali atau dua kali. Ini terjadi setiap hari di setiap distribusi, di setiap lokasi."

Ia pun menekankan bahwa cerita yang ia sampaikan sesuai dengan ingatannya tentang masa kerjanya untuk GHF yang dikelola Israel dan didukung AS bukanlah hiperbola, dan bukan merupakan propaganda Hamas.

Aguilar menceritakan, para warga Palestina yang mencari bantuan dan kelaparan, harus menempuh jarak delapan hingga 12 kilometer (5 hingga 7,5 mil) untuk mencapai lokasi bantuan, bahkan seringkali mereka terlihat tanpa alas kaki lantaran melintasi zona perang yang aktif.

"Saya menyaksikan seorang pria Palestina dalam satu kejadian dan seorang wanita Palestina dalam kejadian kedua yang sedang menggendong anak-anak mereka yang telah meninggal," ungkapnya.

"Dan anak-anak ini tidak meninggal karena luka tembak atau penyakit. Mereka meninggal karena kelaparan. Saya telah melihatnya dengan mata kepala sendiri," katanya menambahkan.

Srlain itu, Aguilar juga mengaku menyaksikan penembakan tanpa pandang bulu terhadap watga Palestina, penggunaan kekuatan yang tidak pantas, kelalaian dari para pemimpin dan diabaikan ketika ia menyampaikan masalah tersebut kepada atasannya.

Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan, jumlah korban tewas akibat kelaparan di Gaza sejak Oktober 2023 telah mencapai 154 orang, termasuk 89 anak-anak. Pasalnya, rakyat Gaza membutuhkan minimal 500 truk bantuan per hari untuk memenuhi kebutuhan 2,4 juta penduduk di wilayah tersebut.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI