Pramono Anung: Bansos Tidak Dicabut Meski Penerima Terlibat Judi Online

Laporan: Sigit Nuryadin
Rabu, 30 Juli 2025 | 23:38 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung (SinPo.id/Beritajakarta)
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung (SinPo.id/Beritajakarta)

SinPo.id - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menanggapi ihwal temuan belasan ribu penerima bantuan sosial (bansos) yang diduga terlibat dalam aktivitas judi online (Judol). 

Dia menegaskan Pemprov DKI tidak akan mencabut bansos, melainkan memilih jalur pembinaan untuk mengatasi masalah tersebut.

“Bantuan sosial ini tetap menjadi tulang punggung ekonomi warga rentan. Kami tidak akan menghentikannya, tapi akan melakukan edukasi dan pembinaan agar mereka tidak terjebak dalam permainan judi yang merugikan,” kata Pramono, Rabu, 30 Juli 2025.

Menurut Pramono, bansos bukan hanya sekadar bantuan keuangan, tetapi bagian dari program perlindungan sosial yang menyasar berbagai kelompok, termasuk lansia, anak-anak, dan penyandang disabilitas. 

Dia juga mengingatkan pentingnya kesadaran bersama untuk menjauhi aktivitas judi online yang bisa memperparah kondisi ekonomi keluarga penerima bansos.

“Kita akan terus menegaskan bahwa judi online bukan jalan keluar. Tidak ada yang benar-benar menang di sana,” ujarnya.

Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan temuan mengejutkan terkait maraknya praktik judi online di DKI Jakarta. Dari total 602.419 warga Jakarta yang teridentifikasi bermain judi daring sepanjang 2024, sebanyak 15 ribu di antaranya merupakan penerima bantuan sosial (bansos).

"Di antara 602 ribu orang tersebut, terdapat 15.033 warga DKI Jakarta sebagai penerima bansos yang masuk ke daftar pemain judi online periode tahun 2024," kata Ketua PPATK Ivan Yustiavandana kepada wartawan, Sabtu, 26 Juli 2025.

Menurut Ivan, kelompok penerima bansos itu tercatat melakukan hampir 400 ribu transaksi judi online dengan total nilai fantastis, yakni Rp 67 miliar.

"Total nominal transaksi judol dari kelompok ini sejumlah Rp 67 miliar dalam 397 ribu kali transaksi sepanjang tahun 2024," ujarnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI