Trump Mediasi Konflik Thailand-Kamboja, Dorong Gencatan Senjata dan Perdamaian

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 28 Juli 2025 | 09:14 WIB
Presiden AS Donald Trump (SinPo.id/Getty Images)
Presiden AS Donald Trump (SinPo.id/Getty Images)

SinPo.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menyerukan gencatan senjata antara Kamboja dan Thailand karena pertemuan antar kedua negara masih terus berlanjut.

Ia mengatakan telah berbicara dengan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, dan Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, untuk meminta keduanya mengakhiri perang.

"Baru saja berbicara dengan Perdana Menteri Kamboja terkait penghentian Perang dengan Thailand," kata Trump di platform media sosialnya, Truth Social, dilansir dari The Independent, Senin, 28 Juli 2025.

"Saya sedang menghubungi Penjabat Perdana Menteri Thailand, saat ini, untuk juga meminta Gencatan Senjata, dan MENGAKHIRI Perang, yang saat ini sedang berkecamuk.

"Kebetulan, kami saat ini sedang berurusan dengan Perdagangan dengan kedua Negara, tetapi tidak ingin membuat Kesepakatan apa pun, dengan Negara mana pun, jika mereka sedang berperang.

"Dan saya telah memberi tahu mereka demikian! Panggilan dengan Thailand sedang dilakukan untuk sementara waktu.

“Panggilan telepon dengan Kamboja telah berakhir, tetapi kami akan menelepon kembali mengenai penghentian perang dan gencatan senjata berdasarkan apa yang disampaikan Thailand.

“Saya mencoba menyederhanakan situasi yang rumit ini! Banyak orang terbunuh dalam perang ini, tetapi ini sangat mengingatkan saya pada konflik antara Pakistan dan India, yang berhasil dihentikan.”

Kemudian, Trump membagikan kabar terbaru untuk mengonfirmasi bahwa Penjabat Perdana Menteri Thailand, Wechayachai juga menginginkan gencatan senjata segera.

“Saya baru saja berbicara dengan Penjabat Perdana Menteri Thailand, dan itu adalah percakapan yang sangat baik. Thailand, seperti Kamboja, menginginkan gencatan senjata dan perdamaian segera," ungkapnya.

“Saya sekarang akan menyampaikan pesan itu kembali kepada Perdana Menteri Kamboja. Setelah berbicara dengan kedua belah pihak, gencatan senjata, perdamaian, dan kesejahteraan tampaknya menjadi hal yang wajar. Kita lihat saja nanti!” imbuh Trump.

Diketahui, setidaknya 33 orang tewas dan lebih dari 168.000 orang mengungsi akibat bentrokan perbatasan. Bahkan banyak pasukan militer yang terluka akibat ranjau darat.

Para pembela hak asasi manusia telah mendesak Dewan Keamanan PBB dan pemerintah terkait untuk mendesak pemerintah Thailand dan Kamboja agar mematuhi hukum humaniter internasional.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI