BPS Rilis Angka Kemiskinan Turun, Gus Ipul: Buah Dari Strategi Besar Presiden
SinPo.id - Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyambut positif laporan resmi Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat penurunan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem per Maret 2025.
Ia menilai capaian ini merupakan bukti bahwa strategi besar Presiden Prabowo Subianto dalam menangani persoalan kemiskinan mulai menunjukkan hasil konkret.
“Hari ini kita mulai merasakan buah dari strategi besar Presiden Prabowo. Langkah-langkah konkret dalam penanganan kemiskinan kini terlihat hasilnya, dan itu ditunjukkan secara data oleh BPS,” ujar Gus Ipul dalam keterangannya, Sabtu, 26 Juli 2025.
Pendekatan Sistematis Kemensos
Gus Ipul memaparkan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) sebagai pelaksana utama program bantuan sosial (Bansos) telah melakukan sejumlah langkah sistematis dan terukur.
Pertama, perbaikan data melalui Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) yang diatur melalui Instruksi Presiden (Inpres) No. 4 Tahun 2025. Melalui DTSEN, Kemensos melakukan verifikasi lapangan guna memastikan keakuratan data penerima manfaat.
Kedua, pengalihan sasaran bantuan sosial. Pemerintah mengalihkan penerima bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (Sembako), dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dari kelompok kelas menengah (desil 6–10) ke masyarakat miskin (desil 1–2).
Beberapa hasil pengalihan tersebut antara lain:
• 1,9 juta KPM PKH dan Sembako dialihkan ke desil bawah.
• 8,2 juta penerima PBI dengan NIK tidak aktif digantikan oleh kelompok miskin riil.
• Triwulan I: 15 juta penerima desil 1–4 menerima Bansos.
• Triwulan II: meningkat menjadi 16 juta penerima (naik 9,8 persen).
• Penerima ganda PKH dan Sembako meningkat dari 6 juta ke 8 juta lebih (naik 31,8 persen).
Ketiga, penguatan kolaborasi dan pemanfaatan teknologi melalui sistem usul-sanggah serta sinergi lintas lembaga sesuai Inpres No. 8 Tahun 2025 tentang percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem.
“Bansos bukan sekadar angka di rekening, tapi penyambung hidup masyarakat. Karena itu, harus benar-benar tepat sasaran,” tegas Gus Ipul.
Jaminan Integritas Penyaluran
Kemensos juga menggandeng sejumlah lembaga untuk memastikan integritas penyaluran bantuan:
• Bekerja sama dengan PPATK untuk menyaring penerima yang terindikasi terkait pendanaan terorisme atau peredaran narkoba.
• Koordinasi dengan Bank Indonesia untuk mengevaluasi rekening tak aktif atau saldo mencurigakan.
• Evaluasi penerima tetap, seperti lansia dan penyandang disabilitas, guna menilai kelayakan berkelanjutan.
“Tidak ada Bansos yang dikurangi. Yang ada adalah pengalihan dari yang tidak berhak ke yang benar-benar membutuhkan,” tambahnya.
Komitmen Pemerintah
Sebagai bentuk komitmen Presiden Prabowo, bantuan sosial ditingkatkan:
• Penebalan Bansos Juni–Juli mencakup 18,3 juta KPM.
• Tambahan kuota 400 ribu KPM selama dua bulan.
• Bantuan beras tambahan bagi keluarga rentan.
Gus Ipul menekankan bahwa penurunan kemiskinan ekstrem adalah awal dari upaya lebih besar untuk membangun kemandirian masyarakat.
“Bansos adalah jaring pengaman, tapi pemberdayaan adalah jalan keluar. Kita harus bergerak bersama, pusat, daerah, swasta, dan masyarakat sipil,” tegasnya.
Kemensos pun berkomitmen untuk:
• Konsisten menggunakan DTSEN sebagai acuan tunggal.
• Menguatkan kolaborasi lintas sektor.
• Melakukan evaluasi dan penyesuaian penerima manfaat secara rutin.
Gus Ipul menutup pernyataannya dengan ajakan kepada seluruh elemen masyarakat dan media untuk turut mengawal kebijakan ini. “Kami mohon doa restu. Ini bukan kerja satu kementerian, tapi kerja bangsa untuk memastikan tidak ada yang tertinggal,” pungkasnya.
