Pemprov DKI Dorong Digitalisasi Pasar, 20 Lokasi Jadi Percontohan

Laporan: Sigit Nuryadin
Selasa, 22 Juli 2025 | 14:12 WIB
Ilustrasi pasar. (SinPo.id/Antara)
Ilustrasi pasar. (SinPo.id/Antara)

SinPo.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengintensifkan langkah transformasi digital di sektor perdagangan tradisional melalui ajang Lomba Digitalisasi Pasar Jakarta 2025. Sebanyak 20 pasar tradisional ditunjuk sebagai proyek percontohan dalam upaya mendorong transaksi nontunai dan inklusi keuangan.

Program ini merupakan kolaborasi antara Pemprov DKI, Perumda Pasar Jaya, dan lima bank besar yang akan menilai kesiapan pasar dalam dua aspek utama: kesiapan infrastruktur pasar dan digitalisasi sistem perbankan.

“Pasar tradisional tidak boleh tertinggal dalam arus digitalisasi. Ini bukan sekadar program seremonial, melainkan bagian dari reformasi sistemik menuju kota yang lebih modern dan terintegrasi,” ujar Asisten Sekda DKI Jakarta bidang Perekonomian dan Keuangan, Suharini Eliawati, dalam keterangannya, Selasa, 22 Juli 2025.

Menurut Suharini, data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memang menunjukkan penetrasi layanan keuangan yang semakin tinggi. Namun dia menekankan, tingginya akses belum diimbangi dengan pemahaman masyarakat yang memadai tentang pengelolaan keuangan digital.

“Literasi keuangan kita masih lemah. Maka digitalisasi pasar menjadi cara yang efektif untuk memperluas akses, sekaligus meningkatkan pemahaman pelaku usaha terhadap transaksi yang aman dan legal,” tutur dia.

Dia mengatakan, lomba ini akan mengevaluasi pasar berdasarkan aktivitas digitalnya, seperti penerapan QRIS, edukasi finansial kepada pedagang, hingga perluasan layanan perbankan di lingkungan pasar. 

Suharini pun menyebut, bank peserta juga bersaing menunjukkan efektivitas mereka dalam mendampingi proses digitalisasi.

“Dengan pendekatan kompetitif, kami ingin menciptakan ekosistem pasar yang bukan hanya modern, tapi juga mandiri secara finansial,” kata Suharini.

Adapun 20 pasar yang ikut serta dibagi dalam tiga kategori: Kelas A (pasar besar), Kelas B (menengah), dan Kelas C (kecil). Di antaranya ialah Pasar Mayestik, Pasar Kramat Jati, Pasar Koja Baru, hingga Pasar Tebet Barat.

Nantinya, kata dia, tiga pasar terbaik dari tiap kelas akan dianugerahi predikat sebagai pasar digital unggulan Jakarta 2025. Suharini berharap program ini menjadi referensi bagi lebih dari 130 pasar lain yang ada di Jakarta dan menular ke kota-kota lain di Indonesia.

“Digitalisasi bukan soal teknologi semata, tetapi soal membangun pola pikir baru di tengah masyarakat urban,” tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI