Israel Tembaki Warga Gaza Pencari Bantuan di Dekat Rafah, 36 Tewas: Saksi Sebut Tembakan Brutal
SinPo.id - Sedikitnya 36 warga Palestina dilaporkan tewas setelah tentara Israel menembaki kerumunan warga yang sedang menuju lokasi distribusi bantuan makanan di Gaza selatan, Sabtu 20 Juli 2025. Insiden mematikan ini terjadi di dekat pusat bantuan milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah lembaga yang didukung Amerika Serikat dan Israel.
Menurut keterangan saksi mata dan pejabat rumah sakit, penembakan terjadi di area Teina, sekitar 3 kilometer dari pusat distribusi GHF dekat Kota Khan Younis. Ribuan warga, sebagian besar pria muda, sedang berjalan menuju pusat distribusi ketika tentara melepaskan tembakan peringatan, yang kemudian diikuti oleh tembakan langsung.
“Pasukan pendudukan menembaki kami secara membabi buta,” kata Mahmoud Mokeimar, salah satu saksi mata. Ia menyebut melihat tiga jenazah tergeletak dan banyak orang terluka berusaha melarikan diri.
Akram Aker, saksi lainnya, mengklaim pasukan Israel menembak menggunakan senapan mesin dari atas tank dan drone militer antara pukul 05.00–06.00 waktu setempat. Padahal, GHF sebelumnya telah memperingatkan warga agar tidak mendekati lokasi sebelum pukul 06.00 karena adanya aktivitas militer.
“Pasukan mengelilingi kami, lalu mulai menembak langsung ke arah kami,” ujar Aker.
GHF, yang mulai beroperasi pada Mei lalu, membagikan jutaan paket makanan di Gaza melalui empat pusat distribusi yang terletak di zona militer. Namun, para pejabat kesehatan setempat menyebut ratusan warga tewas ketika mencoba mengakses bantuan tersebut.
Militer Israel mengklaim mereka hanya melepaskan tembakan peringatan saat warga terlalu dekat dengan posisi mereka, dan menambahkan bahwa insiden terbaru terjadi saat pusat distribusi sedang tutup. Dalam pernyataan resminya, GHF mengatakan tidak terjadi insiden di sekitar lokasi mereka dan menegaskan kembali imbauan agar warga tidak datang di malam hari atau pagi buta.
Pemerintah AS dan Israel mendukung keberadaan GHF sebagai alternatif dari sistem distribusi bantuan tradisional yang dipimpin PBB. Kedua negara menuduh Hamas menyalahgunakan pasokan bantuan—klaim yang dibantah keras oleh PBB.
Tragedi ini menambah panjang daftar korban sipil dalam krisis kemanusiaan berkepanjangan di Gaza, yang kini makin diperburuk oleh konflik militer, blokade bantuan, dan krisis pangan akut.

