Mental dan Fisik ASN DKI Jadi Sorotan, Pemprov Dorong Program Jakarta BERJAGA
SinPo.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan perhatian serius terhadap kondisi kesehatan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak hanya menghadapi masalah obesitas, tapi juga risiko gangguan kesehatan mental dan kebugaran fisik yang rendah. Kondisi ini dianggap berpotensi menghambat kinerja ASN dalam memberikan pelayanan publik yang optimal.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan, hasil skrining kesehatan pada hampir 10.000 ASN pada 2024 menunjukkan bahwa 62,09 persen ASN mengalami obesitas.
Namun, kata dia, data yang tak kalah penting ialah sekitar 15,03 persen ASN terindikasi memiliki potensi masalah kesehatan mental, mulai dari gejala emosional ringan hingga gangguan tidur.
“Ini bukan diagnosis medis, tapi sinyal penting agar ASN segera mendapat konsultasi profesional,” ujar Ani dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu, 20 Juli 2025.
Sementara itu, kebugaran jasmani ASN juga menjadi perhatian, karena hanya 9,6 persen ASN yang berada dalam kategori kebugaran jantung-paru baik atau sangat baik berdasarkan pengujian Rockport Walk Test.
"Mayoritas ASN termasuk dalam kategori cukup hingga kurang, yang menandakan perlunya peningkatan aktivitas fisik di lingkungan kerja," ungkap dia.
Menanggapi hal tersebut, Ani menyebut, Pemprov DKI meluncurkan program Jakarta BERJAGA (Bergerak, Bekerja, Berolahraga, dan Bahagia) yang mendorong ASN dan masyarakat umum untuk berjalan kaki minimal 7.500 langkah setiap hari selama 21 hari berturut-turut.
Dia pun berharap, program ini dapat menurunkan risiko penyakit tidak menular sekaligus mendorong deteksi dini masalah psikologis yang sering terabaikan.
“Aktivitas fisik dan kesehatan mental saling berkaitan erat. Melalui BERJAGA, kami ingin ASN tidak hanya sehat secara fisik tapi juga bahagia dan produktif,” kata Ani.
