Ungkap Data Sementara Demonstran Reaktif COVID-19, Satgas: Memprihatinkan

Laporan: Tisa
Selasa, 13 Oktober 2020 | 20:04 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito  (Foto: Tim Komunikasi Publik Satgas Penanganan COVID-19)
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito (Foto: Tim Komunikasi Publik Satgas Penanganan COVID-19)

sinpo, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut, aksi unjuk rasa yang belakangan terjadi membawa dampak yang kurang baik terhadap penanganan virus Corona oleh pihaknya. 

Ia menuturkan, aksi unjuk rasa yang mengundang kerumunan massa dalam jumlah besar itu, justru menghasilkan banyak peserta aksi yang dinyatakan reaktif dari hasil testing

Wiku menambahkan, dari pencermatan terhadap peserta aksi, terdapat dua kelompok utama yang menyampaikan aspirasi secara terbuka, yakni kelompok mahasiswa dan kelompok buruh. 

"Dari data sementara, massa yang diamankan di berbagai provinsi Satgas COVID-19 sangat memprihatinkan," jelasnya saat konferensi pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (13/10/2020). 

Ia menyebutkan hasil pemeriksaan terhadap peserta aksi unjuk rasa banyak yang reaktif. Sebarannya di Sumatera Utara ada 21 dari 253 demonstran, DKI Jakarta ada 34 dari 1.192 demonstran, Jawa Timur ada 24 dari 650 demonstran dan di Sulawesi Selatan ada 30 dari 261 demonstran.

Selain itu, hasil tes yang menunjukkan reaktif untuk wilayah Jawa Barat ada 3 dari 39 demonstran dan DI Yogyakarta ada 1 dari 95 demonstran. Sementara, untuk hasil pengetesan di Jawa Tengah masih dalam tahap konfirmasi. 

"Ini adalah cerminan puncak gunung es dari hasil pemeriksaan yang merupakan contoh kecil saja, bahwa virus ini dapat menyebar dengan cepat dan luas," katanya.

Ia memprakirakan, angka ini akan meningkat dalam dua hingga tiga minggu ke depan. Penyebabnya, kata dia, peluang besar adanya penularan dari demonstran yang positif COVID-19 kepada demonstran lainnya yang berada di lokasi yang sama. 

Dalam mencegah penularan lebih lanjut dari para peserta demonstran, ia mengatakan Satgas COVID-19 menganjurkan para demonstran dari dua kelompok utama aksi unjuk rasa dilakukan pemeriksaan. 

"Bagi demonstran mahasiswa menjadi tanggung jawab universitasnya. Kami imbau bagi pihak universitas yang mahasiswanya mengikuti kegiatan tersebut, untuk melakukan identifikasi serta testing," tuturnya. 

Bagi mahasiswa yang reaktif, kata dia, agar segera ditelusuri kontaknya dan sediakan lokasi isolasi yang terindikasi reaktif atau positif. Sedangkan, untuk demonstran kelompok buruh, perusahaan yang buruhnya mengikuti aksi agar membentuk Satgas COVID-19 tingkat perusahaan. 

Wiku menjelaskan, satgas perusahaan ini agar berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk melakukan pengecekan kesehatan terhadap buruh yang mengikuti aksi penyampaian aspirasi. "Bagi yang hasil testingnya reaktif dapat segera ditelusuri kontaknya," ucapnya.  

Tidak hanya itu, ia meminta anggota kepolisian yang bertugas mengamankan aksi unjuk rasa dianjurkan untuk melakukan pengetesan. Jika ada yang reaktif, diminta agar dilakukan tracing kontak terdekatnya. 

"Lalu bagi masyarakat yang anggota keluarganya mengikuti aksi unjuk rasa untuk segera memeriksakan diri," katanya.

Hal terpenting, Wiku menyampaikan bagi masyarakat yang memilih untuk melakukan demonstrasi agar senantiasa menjaga kedamaian serta senantiasa mematuhi protokol kesehatan. 

"Demonstrasi tidak akan kehilangan esensinya jika kita tetap berlaku damai dan patuh selama kegiatan berlangsung. Jaga jarak antar demonstran, selalu pakai masker, cuci tangan atau membawa hand sanitizer adalah salah satu andil anda memerdekakan bangsa ini dari pandemi COVID-19," pesan Wiku.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI