Damkar Bogor Kena Prank Evakuasi Ular, Ternyata Disuruh Tagih Utang

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 12 Juli 2025 | 01:20 WIB
Petugas pemadam kebakaran (Damkar) membantu membersihkan lumpur sisa banjir di Rawajati, Jakarta, Senin (7 Juli 2025).
Petugas pemadam kebakaran (Damkar) membantu membersihkan lumpur sisa banjir di Rawajati, Jakarta, Senin (7 Juli 2025).

SinPo.id -  Petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dibuat geram setelah menerima laporan evakuasi ular yang ternyata hanya akal-akalan untuk menagih utang. Kejadian itu terjadi di wilayah Bojonggede, dan sempat membuat petugas membuang waktu dan tenaga sia-sia.

Kepala Seksi Penyelamatan dan Pertolongan Darurat Damkar Kabupaten Bogor, Wahyudi, menyayangkan ulah iseng tersebut. Ia menegaskan bahwa semua laporan yang masuk akan selalu direspons secara serius.

"Kita sih menyesalkan juga ya. Kalau kita kan pada dasarnya apa pun laporannya kita tindaklanjuti. Apakah kejadiannya nyata atau palsu itu baru diketahui setelah kita sampai ke lokasi," ujar Wahyudi kepada wartawan, Jumat 11 Juli 2025.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak menjadikan layanan publik seperti damkar sebagai bahan candaan atau alat untuk kepentingan pribadi, seperti menagih utang.

"Jangan dibuat bercanda. Jangan dijadikan olok-olokan. Ini bisa membahayakan nyawa orang lain jika ada laporan sungguhan yang datang bersamaan," tambahnya.

Tak hanya damkar yang jadi korban prank, seorang sopir ambulans juga turut tertipu dalam waktu yang nyaris bersamaan. Ambulans dari Kota Bogor datang ke lokasi setelah mendapat laporan ada pasien yang perlu dijemput. Namun, begitu tiba, ternyata alamat yang dimaksud juga bagian dari aksi prank.

Seorang petugas damkar berinisial HE yang berada di lokasi menjelaskan kronologi kejadian:

"Pas kita lagi coba hubungin pelaku, ambulans datang. Setelah saya tanya, katanya ada laporan orang sakit dan harus dibawa ke RSUD Kota Bogor. Ternyata sama saja, bohong," kata HE, Jumat (11/7/2025).

Wahyudi menambahkan bahwa pihaknya telah mencatat nomor telepon pelapor untuk mencegah kejadian serupa. Namun, ia khawatir jika ada laporan serius yang benar-benar darurat dari nomor yang sama di masa depan akan diabaikan karena dianggap tidak kredibel.

Pihak damkar menegaskan akan terus menindaklanjuti setiap laporan, namun berharap kesadaran masyarakat meningkat agar tidak menyalahgunakan layanan darurat.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI