Okupansi Hotel di Indonesia Awal 2025 Turun

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 10 April 2025 | 03:48 WIB
hotel (pixabay)
hotel (pixabay)

SinPo.id -  Okupansi hotel berbintang di Indonesia pada awal tahun 2025 masih rendah, dengan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hanya mencapai 48,38% pada Januari. Penurunan ini sebesar 9,68% dibandingkan bulan sebelumnya dan dapat menimbulkan efek domino besar pada sektor pariwisata dan ekonomi, terutama di Bali.

Okupansi hotel berbintang di Indonesia di awal tahun 2025 tercatat rendah, dengan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada bulan Januari hanya mencapai 48,38%. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan sebesar 9,68% dibandingkan dengan Desember 2024, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Meskipun demikian, TPK pada Januari 2025 mengalami peningkatan tahunan sebesar 1,66% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Data terbaru menunjukkan bahwa pada Februari 2025, TPK hotel berbintang di Indonesia tercatat lebih rendah lagi, yaitu 47,21%. Penurunan ini terjadi baik secara bulanan (1,17%) maupun tahunan (2,24%).

"TPK Januari 2025 mencapai 48,38% atau mengalami penurunan secara bulanan sebesar 9,68%. Namun, mengalami peningkatan secara tahunan sebesar 1,66%," jelas Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam siaran langsung di akun YouTube BPS.

BPS juga mencatat bahwa 20 provinsi mengalami penurunan TPK hotel berbintang pada Januari dan Februari 2025, sementara 18 provinsi lainnya mencatatkan peningkatan. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan TPK tertinggi pada Februari 2025, mencapai 59,07%, didorong oleh banyaknya acara seperti konser dan pameran yang diselenggarakan di ibu kota.

Namun, penurunan TPK ini memberikan dampak besar, terutama di Bali, yang perekonomiannya sangat bergantung pada sektor pariwisata. Kepala BPS Provinsi Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai efek domino dari penurunan okupansi hotel, yang dapat mempengaruhi ekonomi daerah, ketenagakerjaan, serta sektor akomodasi dan konsumsi.

"Kalau itu terganggu, efek dominonya besar, termasuk ketenagakerjaan. Tapi, mudah-mudahan enggak (terjadi), kan itu trennya memang Februari turun, lalu di Maret naik lagi dan high season itu naik," ujar Agus.

Selain itu, rata-rata lama menginap tamu hotel berbintang di Indonesia pada Februari 2025 tercatat 1,58 malam, mengalami penurunan sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Tamu asing rata-rata menginap lebih lama, yakni 2,37 malam pada Februari 2025, dibandingkan tamu Indonesia yang hanya menginap 1,49 malam.

Meskipun tantangan di awal tahun cukup signifikan, diharapkan ada perbaikan seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan pada musim liburan yang lebih sibuk di bulan-bulan mendatang.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI