Menteri PU Yakin Infrastruktur KEK Industropolis Batang Jadi Magnet Investasi

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 20 Maret 2025 | 21:42 WIB
Ilustrasi kawanan ekonomi khusus Industropolis Batang, Jateng (SinPo.id/ Dok. Kemen PU)
Ilustrasi kawanan ekonomi khusus Industropolis Batang, Jateng (SinPo.id/ Dok. Kemen PU)

SinPo.id - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan,  pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, merupakan komitmen pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. 

Dody meyakini, kehadiran KEK akan membawa dampak positif bagi masyarakat melalui peningkatan konektivitas, penyediaan lapangan kerja, dan penguatan daya saing regional.

"Dengan lahan seluas ±4.000 hektare yang disiapkan di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, kawasan ini siap menjadi pusat pertumbuhan industri unggulan di Indonesia," ujar Dody saat mendampingi Presiden Prabowo Subianto meresmikan pengembangan KEK Industropolis Batang, di Jawa Tengah, Kamis, 20 Maret 2025. 

Adapun pengembangan KEK Industropolis Batang, merupakan transformasi dari Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang sebelumnya diatur melalui Perpres Nomor 106 Tahun 2022 tentang Percepatan Investasi Melalui Pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang di Provinsi Jawa Tengah.

"Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional yang ditetapkan melalui Perpres 109/2020 dan Perpres 106/2022, pengembangan KEK Batang dirancang sebagai kawasan ramah investasi dengan harga kompetitif dan proses perizinan yang lebih mudah," kata Dody. 

Dody menjelaskan, Kementerian PU telah mengalokasikan total anggaran sebesar Rp3,85 triliun untuk mendukung pengembangan kawasan ini. Rinciannya,  pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan sepanjang 50,2 kilo meter dengan anggaran Rp1,82 triliun, akses jetty senilai Rp194,1 miliar, serta pematangan lahan seluas 400 hektare dengan biaya Rp514,3 miliar.

"Infrastruktur ini memastikan kelancaran dan efisiensi rantai pasok industri, yang menjadi kunci dalam memperkuat daya tarik investasi di kawasan ini," imbuhnya.

Dari sisi pengelolaan sumber daya air, Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana telah menyelesaikan pembangunan drainase utama (long storage) berkapasitas 105.000 m³ untuk mengendalikan banjir di area seluas 450 hektare, serta embung dan reservoir dengan total kapasitas 1.041.802 m³. 

Infrastruktur air baku ini, yang dibangun dengan biaya Rp409,7 miliar, mampu menyediakan hingga 285 liter per detik untuk kebutuhan industri dan masyarakat di sekitar kawasan.

"Kami juga memastikan bahwa pengelolaan lingkungan menjadi prioritas. Dengan biaya Rp344 miliar, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 18.000 m³/hari telah dibangun menggunakan teknologi ramah lingkungan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dan dilengkapi jaringan perpipaan sepanjang 18 km. Selain itu, Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) dengan kapasitas 35 ton per hari juga telah selesai dibangun dengan anggaran Rp21,9 miliar," kata Dody.

Untuk mendukung kebutuhan hunian pekerja, Dody menyebutkan Kementerian PU melalui Direktorat Jenderal Perumahan telah membangun 10 tower rumah susun tipe barak berkapasitas 2.620 orang dengan anggaran Rp351,9 miliar. Hunian ini tidak hanya mendukung efisiensi para pekerja tetapi juga memperkuat ekosistem industri di kawasan ini.

"Kami percaya bahwa infrastruktur adalah urat nadi ekonomi. Dengan dukungan infrastruktur yang andal dan terintegrasi, KEK Industropolis Batang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi regional hingga 8 persen. Kementerian Pekerjaan Umum akan terus berkomitmen mendukung visi besar Indonesia menjadi negara maju melalui pembangunan infrastruktur yang berkualitas, berkelanjutan, dan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat," pungkas  Dody.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI