Kejatuhan IHSG, Pengamat : Perlu Reformasi Struktur Pasar Agar Tak Terulang

Laporan: Sinpo
Kamis, 20 Maret 2025 | 13:17 WIB
Ilustrasi BEI  (Gramedia)
Ilustrasi BEI (Gramedia)

SinPo.id -  Analis Strategi Institute, Fauzan Luthsa, menilai kejatuhan  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) signifikan pada Selasa 18 Maret 2025 lalu, menjadi catatan pemerintah. Diperlukan reformasi struktur pasar modal agar tak terulang kejatuhan indek kembali.  Fauzan menilai kejatuhan IHSG sebagai peluang menumbangkan oligarki bursa saham yang berpotensi kembali merapuhkan struktur pasar modal Indonesia. 

“Kondisi yang terjadi menunjukkan pasar modal nasional rentan dan dibutuhkan terobosan luar biasa untuk memperbaikinya, mengingat IHSG bisa dikatakan sebagai barometer perekonomian nasional,” ujar Fauzan Luthsa, dalam pernyataan  resmi, Kamis 20 Maret 2025.

Ia menyebut kejatuhan IHSG merupakan anomali yang menandakan resiliensi ekonomi Indonesia, terlebih dunia akan mengalami global uncertainty dan berdampak terhadap situasi perekonomian nasional. Meski Fauzan juga menilai  alasan lain disebabkan masalah utama ekonomi saat ini akibat rapuhnya tatanan ekonomi lama yang merupakan warisan pemerintahan sebelum Prabowo.

“Selama puluhan tahun ekonomi kita sepenuhnya di tangan oligarki dalam seluruh aspek. Jadi siapapun presidennya, warisan masalahnya akan seperti sekarang ini,” ujar Fauzan menjelaskan.

Kondisi yang terjadi itu menunjukkan pasar modal nasional rentan dan dibutuhkan terobosan luar biasa untuk memperbaikinya, mengingat IHSG bisa dikatakan sebagai barometer perekonomian nasional. 

“Diversifikasi skala emiten yang akan IPO, harus imbang antara jumlah emiten jumbo dan emiten menengah. Serta tata kelola emiten jumbo yang juga akan IPO, tidak bisa lagi Bursa Efek Indonesia (BEI) hanya mengejar volume kapitalisasi pasar. Diversifikasi dan upgrading kualitas calon emiten, kita bisa mulai dari sana,” ujar Fauzan menambahkan. 

Menurut dia, diversifikasi skala emiten akan membuat postur pasar modal menjadi lebih stabl karena ada perimbangan komposisi emiten jumbo dan menengah, sehingga distribusi kapital akan merata, tidak bertumpuk di segelintir emiten saja. Ia menegaskan agar investor menentukan pilihannya sehingga postur IHSG akan mature karena ada spread risiko antara emiten jumbo dan menengah. Bagi Fauzan, membangun ketahanan lewat sejumlah kebijakan itu akan meminimalisir dampak jika terjadi guncangan global dan tantangan global uncertainty.  

“Mulai dari resiko geopolitik hingga guncangan peradaban dengan kehadiran AGI. Penurunan IHSG kemarin itu belum apa-apa dengan situasi global mendatang,”  katanya. (*)

BERITALAINNYA
BERITATERKINI