Lima Tahun IA-CEPA, Mendag Komitmen Perkuat Kemitraan Ekonomi RI–Australia

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 04 Juli 2025 | 17:11 WIB
Mendag Budi Santoso didampingi Dubes Australia untuk RI, Rod Brazier (SinPo.id/ Dok. Kemendag)
Mendag Budi Santoso didampingi Dubes Australia untuk RI, Rod Brazier (SinPo.id/ Dok. Kemendag)

SinPo.id - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, menegaskan pentingnya optimalisasi kerja sama ekonomi Indonesia dan Australia dalam kerangka Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), yang kini memasuki hari jadi kelima tahun. 

Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono, Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier, Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Multilateral Mari Elka Pangestu, serta Ketua Bidang Hubungan Internasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Catharina Widjaja turut hadir pada perayaan hari jadi IA-CEPA. 

"Sebagai perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif, IA-CEPA telah memberikan kerangka kerja sama yang lebih strategis, dalam, dan luas dari sekadar liberalisasi tarif. Perjanjian ini disepakati agar memberikan manfaat dan keuntungan bagi kedua pihak. Diharapkan perjanjian ini semakin memperkuat hubungan dagang kedua negara dan ini adalah tanggung jawab bersama," kata Budi dalam keterangannya, Jumat, 4 Juli 2025.

Menurut Budi, dalam optimalisasi implementasi IA-CEPA, Indonesia dan Australia sepakat melakukan review perjanjian untuk memastikan relevansi dan nilai tambah di tengah dinamika global. Hal ini sejalan dengan semangat penguatan kerja sama ekonomi yang disampaikan Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Austalia Anthony Albanese pada Mei lalu. 

"Proses review IA-CEPA bertujuan meningkatkan manfaat perjanjian bagi kedua negara. Dengan melibatkan dunia usaha, akademisi, dan masyarakat, diharapkan perjanjian ini dapat terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia dan Australia," ucapnya.

Budi mengungkapkan, sejak diberlakukan pada 5 Juli 2020, IA-CEPA telah memberikan dampak positif terhadap perdagangan barang dan jasa, serta investasi kedua negara. 

Total perdagangan bilateral mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 15,4 miliar pada 2024, dengan tren ekspor Indonesia tumbuh 14,46 persen dan impor sebesar 17,42 persen selama lima tahun terakhir (2020—2024). Di bidang jasa, pertumbuhan ekspor jasa Indonesia ke Australia tercatat meningkat sebesar 19,18 persen selama 2019–2023.

Di sisi lain, investasi Australia di Indonesia terus meningkat, terutama di sektor pertambangan, energi terbarukan, industri kimia, pendidikan, serta hotel dan restoran.

"Saya juga mengucapkan apresiasi bagi seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi dalam implementasi IA-CEPA sampai saat ini. Diharapkan perayaan ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen ke depan, menggali lebih banyak peluang kerja sama, dan memperdalam persahabatan kedua negara," kata Budi. 

Kemudian, pada periode Januari-Mei 2025, total perdagangan Indonesia dan Australia tercatat sebesar US$ 5,15 miliar. Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Australia tercatat sebesar US$ 1,52 miliar sedangkan impor Indonesia dari Australia 3,63 miliar.

Produk andalan ekspor Indonesia ke Australia, diantaranya minyak bumi, kecuali minyak mentah, monitor dan proyektor, buldoser, pipa dan tabung, serta kayu. Sedangkan impor utama Indonesia dari Australia adalah batu bara,gandum dan meslin, bijih besi dan konsentrat, emas, serta gula tebu atau bit. 

Sementara Dubes Brazier mengungkapkan, pencapaian IA-CEPA dalam memperkuat hubungan antara Australia dan Indonesia. Hanya dalam waktu lima tahun, IA-CEPA telah meningkatkan perdagangan kedua negara hingga dua kali lipat.

"Ini adalah perjanjian penting yang mencerminkan hubungan dan kepercayaan yang mendalam antara kedua negara," kata Brazier. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI