JK Yakin Tarif Impor Trump Tak Berefek Besar Bagi Indonesia

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 05 April 2025 | 17:58 WIB
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (SinPo.id/ Dok. Tim JK)
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (SinPo.id/ Dok. Tim JK)

SinPo.id - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) meminta agar tidak perlu khawatir secara berlebihan atas kebijakan tarif impor yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Indonesia sebesar 32 persen. Karena, kebijakan tarif impor tersebut kemungkinan hanya sebatas  isu politik Presiden Trump saja.

"Saya pikir, itu adalah isu politik saja. Efeknya bagi Indonesia tidak akan besar. Jadi jangan terlalu khawatir seakan-akan mau kiamat dunia ini," kata JK kepada wartawan, Sabtu, 5 April 2025.

JK menjelaskan, tarif yang diterapkan Trump ke sejumlah negara itu adalah tarif impor masuk ke AS. Artinya, barang-barang yang masuk ke AS dari Indonesia akan dikenakan tarif.

Dan, dampak tarif impor Trump bagi Indonesia kemungkinan hanya sekitar 10 persen. Sebagai contoh, harga ekspor salah satu produk sepatu ke AS berkisar 15 sampai dengan US$ 20, dan harga jual sepatu di sana mencapai 50 hingga US$ 70.

"Dengan tarif impor yang dikenakan 32 persen, dikalikan dengan harga ekspor 20 dollar AS, maka total tarif impor yang dikenakan hanya mencapai 6,4 dollar AS. Jadi, hanya kurang lebih 10 persen dari harga jualnya," jelas dia.

Sebaliknya, pengenaan tarif impor 32 persen justru akan berdampak pada konsumen dan pengusaha AS sendiri.

"Justru saya berpikir, para pengusaha dan konsumen Amerika sendiri yang akan kena dampaknya sendiri karena daya beli akan tinggi," paparnya.

Oleh karena itu, JK meyakini, kebijakan Trump tersebut hanya bersifat emosional dalam rangka menjaga daya beli masyarakat di negaranya, yang dibungkus dengan unsur politik.

Sebagai kepala negara, Trump sengaja mengeluarkan kebijakan dengan tujuan agar negara lain melakukan negosiasi ulang dengan pemerintahannya. 

"Angka-angka ini hanya tekanan saja untuk negosiasi. Sama kalau Anda mau beli sesuatu, dikasih dulu harga tinggi baru berunding," kata JK.

BERITALAINNYA