Airlangga: Transaksi Harbolnas 2024 Tembus Rp31,2 Triliun
SinPo.id - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang berlangsung sejak 10-16 Desember 2024, transaksinya tembus mencapai Rp31,2 triliun dengan average spending per orang sebesar Rp318.000.
"Ini sekaligus mencerminkan antusiasme luar biasa dengan tidak kurang dari 98 juta pelanggan yang melakukan belanja memanfaatkan momentum Harbolnas," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Sabtu, 28 Desember 2024.
Airlangga menjelaskan, raihan ini mengalami peningkatan sekitar 21,4 persen dibandingkan total transaksi 2023 yang mencetak angka Rp25,7 triliun.
Tak hanya itu, produk lokal juga mampu mendominasi keseluruhan penjualan dengan porsi sebanyak 52 persen dan dengan nilai transaksi yang mencapai sebesar Rp16,1 triliun atau mengalami peningkatan sekitar 31 persen.
Dalam ajang ini, tercatat 407 peserta yang berpartisipasi mulai dari pedagang (merchant), ritel daring, hingga penyedia layanan lokapasar. Ajang Harbolnas tahun ini juga menjadi capaian tertinggi untuk seller yang baru onboarding dibandingkan masa sebelum pandemi.
"Kami optimis dengan kolaborasi yang kuat antara Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, target pertumbuhan ekonomi melalui sektor konsumsi dapat tercapai. Harbolnas menjadi bukti nyata bahwa aktivitas belanja masyarakat turut menjadi pengungkit dalam upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Menurut Airlangga, pertumbuhan signifikan pada kontribusi produk lokal, menjadi indikator positif terhadap potensi masa depan Harbolnas.
Hal ini juga mencerminkan peningkatan kesadaran konsumen untuk terus mendukung produk dalam negeri melalui platform e-commerce. Karenanya, program Harbolnas diharapkan dapat terus menunjukkan peran dalam mendorong daya beli masyarakat sekaligus mendukung produk-produk lokal agar mampu bersaing di pasar domestik dan internasional.
"Dalam upaya menciptakan pasar yang kuat bagi produk dalam negeri, Pemerintah terus mendorong promosi dan kampanye agar masyarakat lebih memilih produk lokal. Ketika pasar untuk produk lokal sudah terbentuk, maka suplai akan mengikuti secara otomatis. Langkah ini juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada produk impor," tandasnya.