DPR Soroti PLTS di Kawasan Kota Bukit Indah yang 100 Persen Material Produk Impor
SinPo.id - Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris menyoroti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan sistem Ground-Mounted di Kawasan Industri Kota Bukit Indah, yang 100 persen bahan materialnya merupakan produk impor.
Padahal, PLTS tersebut mampu mengurangi pemakaian listrik 90 persen. Bahkan kawasan yang dibangun oleh PT Aruna Hijau Power dalam waktu 6,7 bulan itu dapat menyumbang pengurangan karbon dioksida sebanyak 118.725 ton.
“Ini 100 persen semua produk China. Saya sampaikan kepada Kementerian ESDM dan Kemenperin seharusnya regulasi investasi dan manufaktur mengatur investor Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) harus menggunakan komponen dalam negeri semaksimal mungkin," kata Andi, dalam keterangan persnya sebagaimana dikutip pada Minggu, 29 September 2024.
"Karena ini menjadi roadmap bagi Indonesia ke depannya. Indonesia bisa mereplikasi dari rekayasa engineering yang ada,” imbuhnya.
Sesuai dengan kesepakatan Paris Agreement dan The Nationally Determined Contributions (NDCs) pada tahun 2030-2060 Indonesia harus menyelesaikan 912 juta ton karbon dioksida untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebagai bagian dari mitigasi perubahan iklim. Namun ia berharap Indonesia tidak bergantung dengan produk impor.
"Saya minta kedepannya tentu ada regulasi yang memisahkan antara TKDN Jasa dan TKDN Sistem yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Indonesia agar tidak lagi bergantung pada negara lain,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia meminta ke depannya pemerintah segera memikirkan regulasi tersebut dan Indonesia bisa mereplikasi rekayasa engineering yang ada. Karena menurutnya, investasi bukan hanya PLTS, tetapi juga harus meningkatkan industri-industri dalam negeri.
“Kita punya lulusan yang hebat, ini semua bisa dipelajari karena investasi bukan hanya PLTS ini saja tetapi juga investasi itu harus meningkatkan industri-industri dalam negeri,” pungkasnya.