Keluarga Wanita yang Ditembak di Tepi Barat oleh Pasukan Israel Tuntut Penyelidikan Independen
SinPo.id - Keluarga Aysenur Eygi, seorang wanita Amerika Serikat (AS) yang ditembak dan dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki Israel, menuntut penyelidikan independen atas kematiannya.
Para saksi, aktivis, dan media Palestina mengatakan, warga negara AS-Turki tersebut ditembak oleh pasukan Israel saat menghadiri demonstrasi pro-Palestina terhadap perluasan permukiman di wilayah Nablus di Tepi Barat utara, dekat kota Beita.
Saat peristiwa itu terjadi, petugas medis Palestina segera membawa Eygi ke ambulans, tetapi saat sampai di rumah sakit, nyawa wanita tersebut sudah tidak dapat diselamatkan.
"Mereka membunuhnya. Mereka menembak kepalanya," kata seorang wanita, dilansir dari CBS News pada Senin, 9 September 2024.
Selain itu, Jonathan Pollak, anggota dari kelompok aktivis Defend Palestine yang berpartisipasi dalam protes tersebut, mengatakan bahwa pasukan IDF melepaskan dua tembakan dari jarak 150 atau 200 yard selama protes berlangsung.
Ia mengatakan peluru pertama mengenai paha seorang anak laki-laki setempat dan peluru kedua mengenai demonstran AS, yang berdiri di bawah pohon zaitun.
"Saya melihatnya tergeletak di tanah di bawah pohon zaitun. Berdarah hingga meninggal. Saya mendongak dan melihat garis pandang yang jelas ke arah para prajurit," katanya.
Seperti diketahui, Eygi, yang dibesarkan di Seattle, tiba di Tepi Barat beberapa hari sebelum kematiannya untuk menjadi sukarelawan di Gerakan Solidaritas Internasional, yang mendukung warga Palestina.
Keluarganya mengatakan, dia terpaksa pergi ke Tepi Barat untuk menunjukkan solidaritas dengan warga sipil Palestina yang terus mengalami penindasan dan kekerasan yang berkelanjutan oleh pasukan Israel.
"Seorang warga negara AS, Aysenur dengan damai memperjuangkan keadilan ketika dia terbunuh oleh peluru yang dalam video menunjukkan berasal dari penembak militer Israel," kata pihak keluarga dalam sebuah pernyataan.
"Kami menyerukan kepada Presiden Biden, Wakil Presiden (Kamala) Harris, dan Menteri Luar Negeri (Antony) Blinken untuk memerintahkan penyelidikan independen atas pembunuhan yang melanggar hukum terhadap seorang warga negara AS dan untuk memastikan akuntabilitas penuh bagi pihak yang bersalah," imbuhnya.