DRC Segera Mulai Vaksinasi Mpox di Negara-negara Afrika

Laporan: Galuh Ratnatika
Rabu, 21 Agustus 2024 | 08:49 WIB
Ilustrasi vaksin mpox. (SinPo.id/Africa CDC)
Ilustrasi vaksin mpox. (SinPo.id/Africa CDC)

SinPo.id - Badan kesehatan masyarakat Afrika, mengatakan, Republik Demokratik Kongo (DRC) dan negara-negara Afrika lainnya akan mulai melakukan vaksinasi terhadap mpox dalam beberapa hari ke depan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) telah bekerja sama dengan negara-negara yang mengalami wabah mpox pada strategi logistik dan komunikasi untuk meluncurkan dosis vaksin yang akan segera tiba.

Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) minggu lalu telah menyatakan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global untuk kedua kalinya dalam dua tahun karena varian baru penyakit tersebut menyebar dengan cepat di Afrika.

"Kami belum memulai vaksinasi. Kami akan mulai dalam beberapa hari jika kami yakin semuanya sudah siap. Akhir minggu depan vaksin akan mulai tiba di DRC dan negara-negara lain," kata Direktur Jenderal Africa CDC Jean Kaseya, dilansir dari CNA, Rabu 21 Agustus 2024.

"Kita perlu memastikan manajemen rantai pasokan, logistik siap untuk memastikan bahwa vaksin ini akan disimpan dengan aman dan dapat diberikan dengan aman kepada orang-orang yang membutuhkannya," imbuhnya.

Selain itu, Kaseya mengatakan, negara-negara Afrika menginginkan solidaritas dalam penanganan kasus mpox tersebut, bukan diperlakukan tidak adil seperti selama pandemi COVID-19. 

"Saya dengan tegas meminta mitra kami untuk berhenti memikirkan larangan bepergian terhadap warga Afrika, karena itu akan membawa kita kembali pada perlakuan tidak adil yang pernah kita alami selama masa COVID," ungkapnya.

"Solidaritas berarti kami membutuhkan Anda untuk memberikan dukungan yang tepat dalam hal tindakan penanggulangan medis," katanya menambahkan.

Diketahui, negara-negara Afrika melaporkan lebih dari 1.400 kasus mpox tambahan selama seminggu terakhir. Sehingga, total kasus di 12 negara Afrika tempat mpox terdeteksi menjadi hampir 19 ribu sejak awal tahun ini, dan meningkat lebih dari 100 persen pada periode yang sama tahun lalu.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI