TERORIS MALANG

Kasus Teroris HOK, Syauqillah Ingatkan Pentingnya Mitigasi Medsos

Laporan: Tim Redaksi
Minggu, 04 Agustus 2024 | 21:44 WIB
Ilustrasi teroris (SinPo.id/ Pixabay)
Ilustrasi teroris (SinPo.id/ Pixabay)

SinPo.id - Ketua Program Studi Kajian Terorisme Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG), Universitas Indonesia, M Syauqillah angkat bicara terkait penangkapan terduga teroris HOK di Malang, Jawa Timur. Pasalnya, kepada polisi, HOK mengaku merakit bom dari tutorial dan pelatihan di media sosial.

Syauqillah meminta pemerintah memitigasi terhadap platform media sosial. Pasalnya, media sosial selama ini menjadi wahana bagi kelompok teror untuk melakukan berbagai modus tindak pidana terorisme.

"Capaian zero attack tidak berarti radikalisasi berhenti," tegas Syauqillah dalam keterangannya, Minggu, 4 Agustus 2024.

Pakar teroris ini mengingatkan, siapapun bisa mengakses beragam informasi di media sosial. Salah satunya tutorial merakit bom, seperti yang dilakukan HOK.

"Penangkapan tersangka teroris HOK yang masih berusia muda menambah daftar panjang keterlibatan generasi muda dan keluarga dalam tindak pidana terorisme di Indonesia," katanya.

Media sosial, kata Syauqillah, memainkan peran yang signifikan bagi pelaku. Sebab pelaku mendapatkan tutorial dan pelatihan meracik bom dari media sosial.

Diketahui, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyebut HOK, tersangka teroris yang ditangkap di Batu, Jawa Timur belajar sendiri merakit bom. Pengetahuan tersebut diperoleh melalui internet.

"Yang bersangkutan mempelajari cara membuat atau merakit bom ini dari internet. Ada website tertentu yang diakses yang bersangkutan dan melalui media sosial,” kata juru bicara Densus 88 anti teror polri, Kombes Aswin Siregar. 

Lebih lanjut, Aswin menyebut berdasarkan penyelidikan pelajar 19 tahun ini mendapatkan giroh atau semangat melakukan aksi bom bunuh diri karena sering membaca situs yang berisi propaganda Daulah Islamiyah pendukung ISIS.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI