Dirlantas Polda Sulteng Tolak Diwawancara, IPW: Arogan

Laporan: Tim Redaksi
Selasa, 23 Juli 2024 | 03:08 WIB
Wawancara (pixabay)
Wawancara (pixabay)

SinPo.id -  Direktur Lalu Lintas Polda Sulawesi Tengah Kombes Pol Dodi Darjanto menolak wawancara Kepala Biro SCTV Palu Syamsuddin Tobone. Alasan penolakan itu, karena Syamsuddin dianggap menggunakan HP merek China, saat akan melakukan wawancara.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menilai tindakan itu menunjukkan sikap arogan, yang tidak pantas dilakukan seorang perwira polisi
Dia menyarankan Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng), untuk menonaktifkan sementara Dodi dari jabatannya.

"Karena tindakan itu sudah masuk kategori dugaan pelanggaran etik dan sikap arogan, sebaiknya Kapolda Sulteng menonaktifkan sementara untuk tindakan disiplin," kata  dihubungi dari Palu, Senin 22 Juli 2024.

Menurut dia, hal itu dapat mempertahankan citra institusi Polri yang saat ini sedang dalam keadaaan baik. Jangan sampai, citra institusi yang sudah baik, dirusak oleh oknum yang tidak paham dengan kinerja-kinerja media pers dan jurnalis.

Sugeng menyarankan para organisasi profesi yang mengadvokasi kasus itu, sebaiknya membuat pengaduan atau laporan resmi ke Propam Polda Sulteng.

"Surat itu, bisa ditembuskan ke Propam Mabes Polri dan Kapolri," katanya.

Lanjut dia, aduan itu bisa menjadi dasar organisasi profesi untuk mengawal tindaklanjut dari kasus tersebut. Menurut dia, laporan itu dapat memasukan rekam jejak dari Dirlantas, apakah pernah melakukan hal yang sama, selama menjadi anggota Polri.

Diketahui, Dodi Darjanto sewaktu bertugas sebagai Kapolres Siantar, Sumatera Utara, pada tahun 2015 lalu, pernah mengusir wartawan dengan anjing. Kala itu, para wartawan hendak meliput sengketa penolakan bakal calon wali kota Siantar.

Sebelumnya, insiden ini bermula ketika Syamsuddin Tobone, yang merupakan Kepala Biro SCTV Palu, hendak melakukan wawancara dengan Kombes Pol Dodi Darjanto di Tugu 0 Kilometer, Palu. dalam rangka meliput hasil operasi patuh Tinombala 2024 pada hari pertama.

"Saya sudah janji wawancara sejak kemarin melalui ajudannya. Setelah salam dan kenalan, saya mau mulai merekam. Dia langsung berkata, kenapa merekam wawancara pakai HP? Saya tidak mau. Masak wawancara pakai HP, HP merek Cina lagi. Suruh direkturmu belikan HP yang canggih," ujar Syamsuddin.

Sementara itu Dodi Darjanto, dalam permintaan maafnya yang disampaikan pada Kamis 18 Juli 2024, di hadapan sejumlah jurnalis Sulteng dan perwakilan empat organisasi pers, yaitu IJTI Sulteng, AJI Palu, PFI Palu, dan AMSI Sulteng, mengakui bahwa tindakannya adalah kekhilafan yang dilakukan tanpa unsur kesengajaan.

"Apa yang saya lakukan khilaf, tidak ada maksud apa-apa. Intinya saya itu sekedar bercanda saja tapi kejadiannya jadi seperti ini. Tidak ada maksud apa-apa Pak," tutur Dodi Darjanto.

Meski permohonan maaf telah disampaikan dan diterima oleh jurnalis Sulteng untuk menjaga hubungan kerja antara jurnalis dan Polda Sulteng, IJTI Sulteng, AJI Palu, PFI Palu, dan AMSI Sulteng, yang tergabung dalam Komunitas Roemah Jurnalis, tetap menuntut adanya tindakan tegas dari pimpinan Polri atas sikap Dirlantas Polda Sulteng yang dianggap sebagai kekerasan verbal dan harus disikapi secara serius.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI