Mantan Penyidik Sebut Alex Tak Paham Strategi KPK Berantas Korupsi
SinPo.id - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menilai Wakil Ketua KPK Alexander Marwata tidak paham dengan strategi KPK dalam memberantas korupsi.
Hal itu disampaikan Novel merespons pernyataan Alex yang menyebut bahwa operasi tangkap tangan (OTT) KPK saat ini hanya sekedar hiburan.
"Saya yakın yang bersangkutan juga tidak paham tentang strategi pemberantasan korupsi, dan peran KPK dalam pemberantasan korupsi," kata Novel dalam keterangan tertulis, Senin, 24 Juni 2024.
"Sayang negara telah membayar orang sebagai pimpinan KPK yang tidak paham trntang kerjanya seperti Alexander Marwata," tambah Novel.
Novel menjelaskan bahwa selama ini OTT menjadi strategi penting bagi KPK dalam mengungkap kasus-kasus korupsi besar.
Selain itu, dikatakan Novel, OTT KPK juga berhasil mencegah terjadinya kerugian negara akibat korupsi. Novel pun mengaku heran dengan pernyataan Alex tersebut.
"Dengan mencermati ucapan Alexander Marwata bahwa seolah OTT hanya sebagai hiburan saja. Menggambarkan bahwa selama hampir sembilan tahun sebagai pimpinan KPK, Alexander Marwata tidak menjalankan tugas dengan serius," kata Novel.
Menurut Novel pernyataan Alex itu akan mengecewakan masyarakat. Namun, ia meyakini pernyataan Alex itu tidak mewakili lembaga.
Sebelumnya, Alex mengatakan, lembaganya kini lebih fokus menggarap perkara yang menimbulkan kerugian negara dengan jumlah besar. KPK mulai meninggalkan tangkap tangan yang mengandalkan penyadapan.
“Kami sekarang lebih banyak fokus pada penanganan penanganan perkara yang potensi kerugian negaranya besa dan asset recoverynya besar dan itu terjadi di mana? BUMN, di lembaga-lembaga instansi pemerintahan dengan anggaran tinggi. Itu yang kita fokuskan ke sana,” kata Alex kepada wartawan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat, 21 Juni 2024.
Alex menjelaskan, saat ini para pelaku korupsi sudah paham cara kerja operasi tangkap tangan (OTT). Sehingga sudah jarang ada pejabat yang membicarakan soal pemberian maupun penerimaan uang.
“Faktanya itu sekarang lebih dari 500 lho nomor handphone yang kita sadap itu, kan, berapa puluh penyelenggara, pejabat negara itu kita sadap zonk isinya. Kan gitu, kan. Artinya mereka juga belajar, lebih hati-hati. Makanya kita harus berubah teknik-teknik penyelidikan maupun penyidikan,” ungkap Alex.
Meski demikian, Alex menyebut, KPK tetap akan melaksanakan operasi senyap. Namun, giat penindakan itu bukan lagi menjadi yang utama.